Notification

×

Iklan ok

Makam Ulama Tgk Chiek Disimpang di Pugar

Selasa, 27 Juli 2021 | 16.55 WIB Last Updated 2021-07-27T09:55:41Z

Gemarnews.com, Pidie - Proses pemugaran diawali dengan menepungtawari serta tahlil, samadiah dan doa bersama yang dipimpin oleh anak kandung Ulama besar kharismatik Aceh Abu Usman Kuta Krueng, yakni Tgk Nurdin Bin Usman Kuta Krueng atau yang akrab disapa di kalangan dayah dengan Ubaiya. Peletakan batu pertama juga dilakukan oleh Ubaiya yang menandakan dimulainya pemugaran makam milik Tgk Chiek Di Simpang.

 

Ubaiya mengatakan bahwasanya, pemugaran makam Tgk Chiek Di Simpang berlangsung dengan khidmat berkat izin Allah Swt dan dukungan dari masyarakat Teupin Raya dan Pidie yang datang langsung ke lokasi untuk melihat pemugaran makam ulama besar Aceh itu.

 

"Sesuai harapan khususnya masyarakat Teupin Raya dan Pidie pada umumnya pemugaran pusara makam ulama Aceh terlaksana dengan izin Allah dan tercapai dengan apa yang dicita-citakan," kata Ubaiya.

 

Keuchik Desa Kruet Teumpeun, M Rifky Abdullah, S.Pd, mengatakan, dirinya mewakili masyarakat Kruet Teumpeun dan Teupin Raya, sangat mendukung pemugaran makam salah satu ulama besar Aceh tersebut.

 

Rifki menyebutkan, Tgk Chiek Di Simpang telah meninggalkan karya-karya besarnya sehingga membuka mata hati masyarakat dan generasi Aceh. Menurutnya, hal tersebut merupakan cita-cita masyarakat khususnya Desa Kruet Teumpeun yang telah diwujudkan kini dan dan yang akan datang.

 

"Kami mendukung upaya pemugaran ini, termasuk memenuhi kebutuhan dan merawatnya hingga bangunan pemugaran ini selesai," ujarnya.

 

Ia juga menyampaikan terimakasih kepada para donatur hamba Allah yang telah membantu pemugaran makam tersebut.

 

"Semoga Allah meridhai langkah dan perbuatan kita semua dalam melakukan kegiatan ini," tuturnya.

 

Pelaksana dan Penanggungjawab jawab pemugaran, Tarmizi A Hamid atau yang lebih akrab disapa Cek Midi menyampaikan, Tgk Chiek Di Simpang merupakan salah satu ulama besar Pidie yang sangat aktif menulis dan mengarang beberapa karya monumental semasa hidupnya pada pertengahan abad 18 Masehi atau pada masa Kerajaan Aceh Darussalam dengan Sultan Mansyur Syah (1857-1870 Masehi). Dimana era ini merupakan masa-masa Kerajaan Aceh Darussalam yang sudah mengalami kelemahan dalam sistem pemerintahannya, tapi Tgk Chiek Di Simpang dalam kondisi tersebut beliau masih mampu menulis beberapa karya dan petuah bagi generasi Aceh berikutnya.

 

Pendiri Lembaga Rumoh Manuskrip Aceh ini mengatakan, komplek Makam tersebut merupakan sebuah situs Cagar Budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.

 

"Jasad pusara ini adalah seorang Ulama Besar Aceh yang memiliki ilmu pengetahuan yang sangat tinggi dan setara dengan guru-guru pendahulunya," terang Cek Midi.

 

Karya Literasi Monumental Tgk Chiek Di Simpang

 

Lebih lanjut Cek Midi menuturkan, Tgk Chiek Di Simpang juga dianggap sebagai tokoh penting bagi pendidikan pada era Kerajan Aceh Darussalam sekaligus dikenal sebagai intelektual Islam terkemuka pada era abad 18 Masehi dan telah melahirkan karya-karyanya, yang sampai hari ini masih bisa dibuktikan terhadap kandungan keilmuan Islam.

 

Diantara karya yang ditulis oleh Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien berupa Naskah Kuno (Manuskrip Aceh) yakni, Tariqat Syatariah, Asraruddin Li Ahlul Musyahadah wal Yaqin, Ziya-ul Wara, Bustanus Salikin, Mafatih Al Ghuyub bi unillahi al Maliki ma'bud, Kay'usul Muhaqqiqin, Mi'rajus Salikin, Syifa-ul Qulub, Dawa'ul Qulub dan ada beberapa judul manuskrip lainnya karya Tgk Chiek Di Simpang hingga saat ini masih dalam penjajakan keberadaannya oleh Lembaga Rumoh Manuskrip Aceh milik Tarmizi Abdul Hamid.

 

Cek Midi lebih lanjut menjelaskan, menyangkut kekeliruan ditengah masyarakat Aceh terhadap penulisan sejarah tentang Kitab Lapan ( Kitab yang memiliki 8 judul karangan, dalam istilah filologi disebut dengan kumpulan teks), dimana salah satu judul teks pada Kitab Lapan tersebut yakni, Dawa'ul Qulub juga merupakan karya populer dari Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien.

 

Ia mengatakan, selama ini yang berkembang ditengah masyarakat bahwa yang mengarang Dawa'ul Qulub adalah Tgk Chiek Ahmad Khathib Langgien yang makamnya berada di Langgien - Lueng Putu. Beliau merupakan orang tua Kandung dari Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien, padahal yang sebenarnya judul teks tersebut ditulis oleh Tgk Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien atau Tgk Chiek Di Simpang. (*)

 

×
Berita Terbaru Update