Notification

×

Iklan ok

Potensi ekspor di Indonesia Mengalami Penurunan Disebabkan Konflik Rusia-Ukraina

Selasa, 24 Mei 2022 | 12.35 WIB Last Updated 2022-05-24T05:35:10Z
Oleh : Muhammad Aditia Rizky
Mahasiswa UIN - Raniry Banda Aceh

Gemarnews.com, Opini - Every cloud has a silver lining, memiliki arti bahwa setiap kesedihan pasti memiliki hikmah atau pelajaran berharga yang dapat diambil. Pada saat ekonomi global mulai bangkit dari efek pandemi, dunia dikejutkan oleh konflik militer antara Rusia dan Ukraina. Reaksi spontan negara-negara utama dunia adalah mengenakan berbagai sanksi ekonomi dan finansial kepada Rusia guna mendesak Presiden Vladimir Putin menghentikan invasi terhadap Ukraina.

Serangan tersebut menggoncangkan upaya pemulihan ekonomi global terutama Eropa karena mengimpor hampir 40 persen kebutuhan gas alamnya dari Rusia. Dampak konflik militer juga melambungkan harga minyak dunia, terutama karena Rusia merupakan salah satu produsen minyak bumi terbesar di dunia. Rusia juga produsen utama logam dan besi baja. Data dari UN Comtrade menunjukkan bahwa Finlandia, sebagai contoh, mengimpor lebih dari 90 persen produk baja berbasis nikel dari Rusia.

Menurut muhammad aditia rizki mahasiswa ilmu administrasi negara uin arraniry mengatakan bahwa Konflik tersebut akan berdampak negatif dan positif terhadap neraca perdagangan Indonesia.Dari sisi perdagangan migas, karena Indonesia merupakan net importir migas maka impor Indonesia berpotensi membengkak karena harga minyak melambung. Namun, di sisi lain Indonesia memiliki peluang memanfaatkan situasi ini karena naiknya harga komoditas, misalnya minyak sawit dan batu bara

Indonesia juga dapat mengalihkan ekspor produk besi baja nonpaduan yang selama ini dipasok oleh Rusia dan Ukraina ke negara-negara seperti Italia, Turki, Belgia, Filipina untuk kebutuhan konstruksi mereka

Tantangan yang akan menghadang utamanya adalah ketersediaan kontainer serta kenaikan harga freight yang signifikan untuk kargo pengiriman ekspor, terdisrupsinya rantai pasok dan durasi waktu pengiriman.

Harapanya Pemerintah perlu mewaspadai para produsen domestik agar mereka tidak hanya tergiur untuk ekspor. Mereka tetap harus memperhatikan pemenuhan kewajiban domestic market obligation untuk keperluan stabilitas dan kontinuitas suplai minyak sawit dan batu bara di dalam negeri agar indonesia bisa memperbaiki ekspornya lebih baik dan berdampak pada kemajuan negara kita untuk masyarakat yang sejahtera. []
×
Berita Terbaru Update