GEMARNEWS.COM , OPINI - Saya Ovikasari Seorang mahasiswi prodi sosiologi agama fakultas Uahuluddin UIN Ar-Raniry sedang menjalani semester 7. Saya telah selesai magang di PKBI Aceh (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), Saya mulai magang pada tanggal 08 Agustus 2022. Disini saya memilih magang di PKBI Aceh karena saya sangat ingin tahu apa-apa saja yang dipelajari di PKBI. Sebab PKBI Aceh adalah perkumpulan keluarga berencana, saya sangat penasaran bagaimana aktifitas PKBI. Setelah saya masuk magang di PKBI Aceh, saya sangat kagum bahwa staf dan karyawannya sangat ramah dan baik.
Awalnya saya mengira magang di PKBI itu hanya sekedar membahas tentang KB saja namun pada kenyataannya PKBI juga membahas tentang isu-isu mengenai alat reproduksi, seksual,dan hak-hak masyarakat yang termajinalkan. PKBI juga mengajarkan kepada kami agar menjadi anak remaja yang bertanggung jawab dan peduli terhadap isu-isu sedemikian. Selama magang kami juga diajarkan ilmu mengenai hak-hak reproduksi mulai dari cara membersihkan alat reproduksi.
Ada banyak pembelajaran yang kami dapatkan di PKBI Aceh selama magang yang kiranya juga berhasil kami kupas tentang berbagai kajian-kajian menarik yang dimana kajian tersebut sangat kurang diperhatikan oleh banyak orang dan bahkan hal tersebut juga di anggap sebagai suatu hal yang tabu dikalangan masyarakat saat ini, padahal kenyataannya pembelajaran tersebut merupakan suatu hal yang melekat pada diri kita, namun banyak orang yang abai dan tidak peduli dengan hal itu. Misalnya pentingnya merawat alat Reproduksi pada remaja, kekerasan seksual, pelecehan seksual, dan pembelajaran mengenai hak-hak kita sebagai makhluk hidup.
Dalam kegiatan magang di PKBI kami diajarkan mulai dari hal dasar, seperti penyebab terjadinya kekerasan seksual yang ternyata juga dipengaruhi oleh lingkungan, dan bahkan Kurangnya peran orang tua dalam kehidupan anak, seperti terlalu abai? Dengan pergaulan anak sehari-hari, terlalu memberikan kebebasan kepada anak dalam hal ruang lingkup yang negatif, terdapat berbagai faktor yang mendorong terjadinya hal tersebut di PKBI Aceh inilah kami mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan anak-anak bangsa yang menjadi korban dari kekerasan dan pelecehan seksual.
Kekerasan seksual bukan hanya terjadi pada usia remaja yang belum menikah namun kekerasan seksual juga bisa terjadi dalam rumah tangga, misalnya ketika seorang suami memaksa istri untuk melakukan hubungan intim di saat istri sedang masa menstruasi, perlakuan suami yang kasar dalam berhubungan intin juga merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual dalam rumah tangga. PKBI Aceh selalu berusaha untuk terus mensosialisasikan tentang hal-hal seperti ini, pasalnya pada saat ini perceraian dalam rumah tangga kerap terjadi bukan hanya dikarenakan oleh faktor ekonomi semata namun tidak jarang juga terjadi karena adanya bentuk kekerasan fisik maupun seksual dalam rumah tangga.
PKBI Aceh merupakan sebuah lembaga yang terus mengajak masyarakat untuk terus bersikap sadar akan hak-haknya sebagai makhluk hidup salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dengan itu kami bisa belajar dan juga memberikan pelajaran kepada masyarakat yang ada di desa-desa tentang KB, Kesehatan reproduksi pada remaja, kami juga di ajak oleh pihak PKBI Aceh agar dapat terjun langsung ke lapangan untuk berbaur bersama adik adik di sekolah SLB Banda Aceh, untuk memperkenalkan alat reproduksi apa yang bisa di sentuh dan alat reproduksi mana yang tidak bisa disentuh oleh orang lain selain ia dan orang yang kiranya dapat ia percaya, dan juga diajarkan cara menjaga alat alat reproduksi.
Selanjutnya dari magang pula kami dapat mengetahui banyaknya stanting di Indonesia salah satunya di Aceh, dan kami sebagai peserta magang juga banyak mendapatkan ilmu dari berbagai sosialisasi yang di adakan oleh lembaga magang.
Penulis : Ovikasari
Mahasiswi : UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Fakultas Uslahuddin dan Filsafat
Jurusan : Sosiologi dan Agama
.jpeg)
