Notification

×

Iklan ok

Pengurus PW Pemuda Muhammadiyah Aceh Periode 2023-2027, Resmi Dikukuhkan

Rabu, 31 Januari 2024 | 21.36 WIB Last Updated 2024-01-31T14:36:51Z


GEMARNEWS. COM, BANDA ACEH - Pengukuhan Pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh masa amaliyah 2023-2027 dilantik. 

Mereka adalah para anggota yang terpilih dalam musyawarah wilayah (Muswil) ke XI pada 9 Desember 2023 lalu. 

Prosesi pengukuhan yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe Aceh tersebut dilakukan langsung Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Machendra Setya Atmaja, Selasa malam (30/1). 

Ketua PWPM Aceh , Zul Hafiyan,dalam sambutannya usai di lantik mengatakan Pemuda Muhammadiyah kembali pada gerakan keummatan, di mana terus berupaya untuk memakmurkan masjid, hingga berjuang mewujudkan kemajuan pemuda.

"Sesuai dengan tema pelantikan kita. Maka kita terus memakmurkan masjid, mensejahterakan umat dan pemuda negarawan untuk Aceh berkemajuan," 

Ketua Fokal IMM Aceh, Erli Minta Perserikatan Bantu Kader Muhammadiyah Terjun ke Politik Zul Hafiyan menjelaskan, Islam berkemajuan yaitu PWPM Aceh selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan sunnah sebagai panduan hidup tidak akan sesat hingga akhir zaman dalam beriman serta beramal saleh untuk mencapai derajat taqwa. 

Kemudian, agama Islam sebagai risalah yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW menjadi rahmatan lil’alamin, selalu relevan dengan zaman sebagai tuntunan hidup untuk mencapai ridha Allah SWT. Pemuda negarawan, yaitu memakmurkan masjid dengan misi amar ma’ruf nahi munkar. "InsyaAllah mampu menjawab segala macam tantangan zaman menuju Aceh berkemajuan. 

Terakhir pilar keilmuan, di mana sejak awal perjuangan Pemuda Muhammadiyah sangat fokus pada pendidikan yang melahirkan tokoh muda secara matang pada setiap bidang keilmuan," ujar Zul Hafiyan. Sebagai informasi, Pemuda Muhammadiyah di Aceh saat ini memiliki PDPM di 23 kabupaten/kota, PCPM 125 kecamatan, dan lebih dari 500 ranting di tingkat gampong, serta ada 20 ribu anggota aktif hingga hari ini. 

Sementara itu, Bendahara PP Pemuda Muhammadiyah, Machendra Setya Atmaja, mengingatkan kepada pengurus PWPM Aceh untuk amanah melaksanakan terhadap apa yang sudah diucapkan dan dijanjikan dalam pengukuhan benar-benar direalisasikan secara paripurna. Dia menyampaikan, dalam menjalankan roda organisasi ini bisa diterapkan seperti tiga hal dalam filosofi kopi, yaitu mulai dari pemilihan biji kopi, meracik hingga menikmati kopi. Memilih kopi,pungkasnya.

 Maka harus melihat program yang terbaik dan paling bermanfaat. Seperti program bergerak dari masjid sebagai pondasi awal dalam sebuah gerakan. 

Kemudian, dalam meracik program ke depannya, dirinya berharap PWPM Aceh mampu bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi hingga daerah, serta legislatif DPR Aceh maupun DPR kabupaten/kota se-Aceh. "Membuka komunikasi dengan Pemerintah Aceh, DPR Aceh serta berbagai stakeholder lainnya di Aceh, ini sangat penting dilakukan untuk mewujudkan Aceh yang berkemajuan seperti yang diharapkan," tuturnya.

Terakhir, lanjut dia, filosofi menikmati kopi, pada dasarnya kopi itu memang pahit, tetapi sepahit-pahitnya kopi tetap enak dinikmati, tergantung bagaimana merasakannya. "Artinya, ketika kita punya mindset yang cerah, semanis manisnya madu, kalau dinikmati dalam kesusahan pikiran tidak bisa dinikmati. Tetapi ketika kopi pahit dinikmati secara baik, maka akan terasa nikmat melebihi manisnya madu," harap Machendra. 

Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam pidatonya dibacakan Plh Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, Danil Arca menyampaikan, empat pilar digaungkan PWPM Aceh memiliki relevansi tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa. Pilar pertama terkait islam berkemajuan, adalah pandangan keagamaan yang berorientasi, mempertinggi dan memajukan kehidupan manusia, memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan kemerosotan akhlak. "Pilar ini hanya dapat tegak bila kita berkomitmen untuk selalu menghadirkan pembaruan. 

Saya merasa bahwa kekuatan intelektual merupakan potensi utama Pemuda Muhammadiyah," ujarnya. Kemudian pilar keilmuan, mendorong para pengurus dan setiap anggota Pemuda Muhammadiyah senantiasa bersikap terbuka terhadap pengetahuan baru, tak henti menuntut ilmu serta mengikuti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

 "Harapan saya, Pemuda Muhammadiyah Aceh dapat memiliki andil dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, di Aceh khususnya," tuturnya. Menyikapi suatu ilmu atau teknologi, maka harus menjauhi sikap apriori dan sikap pilih kasih. Semua ilmu memiliki nilainya sendiri berharga untuk dipelajari, dan setiap teknologi punya keunikan yang menunggu untuk dikuasai.

Semangat keilmuan, tambah Arca, mendukung pilar selanjutnya yaitu kewirausahaan sosial. Dirinya sangat menghargai hal ini, dan ditafsirkan sebagai janji Pemuda Muhammadiyah untuk memperkuat dan memberdayakan ekonomi kerakyatan demi memberikan jalan bagi masyarakat untuk keluar dari jerat kemiskinan. Selanjutnya pilar keempat yaitu politik kebangsaan, menunjukkan peran yang harus diambil Pemuda Muhammadiyah dalam menentukan haluan bangsa melalui jalur politik. 

Pj Gubernur percaya logika politik Pemuda Muhammadiyah yang dilandaskan pada nilai-nilai luhur kebangsaan dan keislaman, tidak akan mendudukkan politik hanya sebagai motor menuju kekuasaan semata, tetapi lebih dari itu. "Politik bukan hanya sebagai kendaraan untuk mempromosikan kekuasaan, melainkan sebagai jembatan menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkas Danil.


×
Berita Terbaru Update