Laporan: Fohan Muzakir
GEMARNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, Dr. Bukhari M.H.CM menyatakan pentingnya konsep pemberian ilmu sebagai zakat oleh individu yang berilmu.
Dr. Bukhari menjelaskan bahwa konsep ini tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan bagi kemajuan masyarakat.
"Ketika seseorang dengan pengetahuan yang luas berbagi ilmunya secara sukarela, hal itu tidak hanya memberikan kontribusi material, tetapi juga mencerahkan pikiran dan membuka peluang bagi kemajuan bersama" ujar Dr. Bukhari M.H.CM saat ditemui Gemarnews.com di Lhokseumawe, Jumat, 29/3/2024.
Dr. Bukhari menambahkan bahea di era dimana informasi semakin berharga, tindakan memberikan ilmu sebagai bentuk zakat bukan hanya menguntungkan individu, tetapi juga memperkuat fondasi kemajuan sosial dan ekonomi.
"Pemberian ilmu sebagai zakat tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga mendorong pertumbuhan intelektual dan kemandirian" jelas Dr. Bukhari M.H.CM.
Hal ini, menurutnya menciptakan lingkungan di mana kolaborasi dan pertukaran ide dapat berkembang, memperkuat jaringan sosial, dan memperluas wawasan.
Dr. Bukhari juga menekankan bahwa konsep ini memperkuat nilai-nilai altruisme dan keberlanjutan.
"Saat seseorang membagikan ilmu tanpa mengharapkan imbalan materi, ia mengubah paradigma konvensional tentang memberi dan menerima, menunjukkan bahwa kekayaan sejati terletak pada kemampuan untuk berbagi, baik dalam bentuk harta maupun pengetahuan," jelasnya.
Dr. Bukhari menyimpulkan bahwa memberikan ilmu sebagai bentuk zakat bukan hanya merupakan kewajiban agama, tetapi juga tanggung jawab moral dan intelektual.
"Tindakan ini menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berdaya, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkontribusi," tutup Dr. Bukhari M.H.CM.
