Notification

×

Wamen Dikdasmen RI Kupas Urgensi Penerapan Deep Learning pada Rakorwil Muhammadiyah Aceh

Selasa, 17 Juni 2025 | 17.22 WIB Last Updated 2025-06-17T10:22:04Z


 

GEMARNEWS.COM, BANDA ACEH - Dalam rangka memperkuat inovasi pendidikan di era digital, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen) RI, Dr. Fajar Riza UI Haq MA, memimpin paparan strategis tentang urgensi implementasi Deep Learning (DL) pada Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Aceh. (16/6/2025)

 

Kegiatan yang digelar di Banda Aceh ini dihadiri oleh sejumlah tokoh kunci, termasuk Prof. Apridar (Dewan Pakar Dikdasmen Muhammadiyah Aceh), Ketua Wilayah Muhammadiyah Aceh Malik, Ketua Dinas Pendidikan Aceh Martunis, Kepala Balai Unit Pelaksana Teknis Aceh, seluruh Kepala Sekolah Dasar dan Menengah se-Aceh, serta Ketua Panitia Iskandar Hasibuan.

 

Transformasi Pendidikan Melalui Deep Learning

Dalam pidatonya, Dr. Fajar Riza UI Haq menegaskan bahwa Deep Learning, cabang Kecerdasan Buatan (AI) yang terinspirasi jaringan saraf manusia bukan sekadar wacana futuristik, melainkan solusi konkret untuk tantangan pendidikan kontemporer. "Di tengah disparitas rasio guru-siswa dan kesenjangan pembelajaran, DL menjadi katalisator revolusi pedagogis yang berkeadilan," ujarya. Beliau menguraikan empat pilar utama relevansi DL:


  1. Personalisasi Massal: Sistem DL mampu menganalisis gaya belajar, pola kesalahan, dan kecepatan pemahaman tiap siswa, lalu merancang materi khusus sesuai kebutuhan individu.
  2. Penutupan Kesenjangan Pembelajaran: Identifikasi gap pengetahuan secara real-time dan intervensi tepat sasaran sebelum kesulitan siswa membesar.
  3. Efisiensi Administratif: Otomatisasi penilaian tugas dan esai (menghemat 50% waktu guru menurut Gates Foundation, 2022).
  4. Konten Imersif: Pengembangan virtual tutor, analisis emosi siswa, dan konten adaptif berbasis konteks lokal (e.g., mengintegrasikan sejarah Aceh seperti Rencong dalam materi).

 

Implementasi Konkret di Lingkungan Sekolah

Wamen Dikdasmen menyoroti sejumlah aplikasi praktis DL yang telah terbukti efektif secara global:

  • Platform Adaptif (e.g., Ruangguru/Zenius): Meningkatkan hasil belajar siswa hingga 20% (Studi Johns Hopkins University, 2021).
  • Penilaian Otomatis: Teknologi NLP (seperti BERT) memberi feedback instan untuk esai dan tugas pemrograman dengan akurasi 85-90% setara penilai manusia.
  • Analitik Prediktif: Sistem seperti Course Signals di AS berhasil turunkan angka dropout 21% melalui deteksi dini siswa berisiko.
  • Konten Cerdas: Generasi soal bervariasi, terjemahan kontekstual, dan rekomendasi sumber belajar berbasis profil siswa.

 

Tantangan dan Strategi Mitigasi

Meski potensial, Dr. Fajar mengingatkan sejumlah tantangan kritis:

  • Infrastruktur: Kesenjangan akses internet dan listrik di daerah terpencil (data APJII 2023).
  • Privasi Data: Pentingnya menjamin keamanan data siswa sesuai UU PDP No. 27/2022.
  • Kesiapan Guru: Perlunya pelatihan integrasi DL dalam pedagogi, bukan sekadar penggunaan alat.
  • Biaya: Investasi signifikan untuk lisensi dan pengembangan platform.

Sebagai solusi, beliau merekomendasikan enam strategi kepada Dikdasmen Muhammadiyah Aceh:

  1. Pilot Project terfokus pada sekolah/mata pelajaran tertentu.
  2. Pelatihan Guru berkelanjutan untuk literasi digital dan pedagogi berbasis data.
  3. Penguatan Infrastruktur: Jaringan internet dan perangkat sekolah.
  4. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan edtech (e.g., Universitas Syiah Kuala).
  5. Fokus pada Pembelajaran, bukan teknologi semata.
  6. Melibatkan Siswa dalam evaluasi implementasi.

 

Dukungan Penuh Pemangku Kepentingan

Ketua Wilayah Muhammadiyah Aceh, Malik, menegaskan komitmen organisasi: "Prinsip kemandirian sekolah yang digaungkan Prof. Imam Robandi (Guru Besar ITS) sejalan dengan semangat ini. DL harus memperkuat peran guru sebagai pusat pengendali sistem, bukan menggantikannya." Sementara itu, Ketua Dinas Pendidikan Aceh Martunis menyambut baik rekomendasi Wamen dan berjanji mengakselerasi pemerataan infrastruktur digital.

 

Teknologi untuk Humanisasi Pendidikan            

Dr. Fajar menutup paparan dengan pesan kunci: "Deep Learning adalah alat untuk memanusiakan pendidikan. Tujuannya bukan automasi, melainkan membebaskan guru dari beban administratif sehingga mereka dapat fokus pada pengembangan karakter, nilai lokal, dan potensi unik siswa sesuai visi pendidikan Muhammadiyah yang berkemajuan." Acara diakhiri dengan sesi diskusi yang menghangat, di mana para kepala sekolah menyampaikan antusiasme sekaligus kekhawatiran tentang implementasi DL di daerah terpencil.

Dengan diadakannya Rakorwil ini, Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Aceh menandai babak baru kolaborasi teknologi-humanis, menuju terwujudnya generasi Aceh yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. (*)


 

Gemar Sport

Artikel Pilihan

×
Berita Terbaru Update