Aceh Utara -Kasus pelayanan buruk di RSUD Cut Meutia Aceh Utara kembali menjadi sorotan publik setelah muncul peristiwa pasien BPJS yang dirawat di ranjang penuh belatung. Ketua Asosiasi Pewarta Pers Indonesia (APPI) Aceh Utara, Muhammad alias Rimung Buloh, mendesak Bupati Aceh Utara segera turun tangan mengevaluasi total manajemen rumah sakit RSUD cut Meutia.Jumat (3/10/2025).
Kalau manajemen rumah sakit baik, tentu ranjang yang tidak layak tidak akan digunakan lagi. Ini masalah serius. Pasien BPJS bukan berobat gratis, karena pemerintah membayarkan iurannya setiap tahun,” tegas Rimung Buloh.
Menurutnya, persoalan ini tidak bisa sekadar dijawab dengan klarifikasi pihak rumah sakit, melainkan harus diikuti dengan langkah nyata perbaikan tata kelola layanan kesehatan.
Rimung juga menyoroti peran BPJS Kesehatan yang dinilai lemah dalam memastikan peserta mendapat pelayanan layak.
Tanggung jawab tidak hanya di rumah sakit, tapi juga BPJS yang harus menjamin layanan kesehatan manusiawi,” ujarnya.
Selain itu, Rimung mendesak DPRK Aceh Utara, khususnya Komisi V yang membidangi kesehatan, agar lebih serius mengawasi kinerja RSUD Cut Meutia.
"Jika sistem pelayanan kesehatan tidak dibenahi, wakil rakyat tidak layak disebut perwakilan masyarakat,” tegasnya.
Sorotan Anggaran Miliaran Rupiah
Kasus ini kian menyedot perhatian setelah terungkap anggaran tahun 2025 RSUD Cut Meutia untuk pengadaan dan pemeliharaan fasilitas pasien yang mencapai Rp855,7 juta, antara lain:
Matras bed pasien: Rp100 juta
Tilam bed pasien: Rp2,5 juta
Bed pasien: Rp385 juta
Bed pasien: Rp192 juta
Bed pasien 3 crank elektrik: Rp103,3 juta
Sprei bed pasien: Rp33,3 juta
Pemeliharaan tilam pasien: Rp39,6 juta.
Dengan anggaran sebesar itu, sangat tidak logis jika masih ada pasien yang dirawat di ranjang penuh belatung. Ini menunjukkan ada masalah serius dalam pengelolaan rumah sakit,” ungkap Rimung.
Ia menambahkan, beberapa minggu lalu dirinya juga sudah menegur Direktur RSUD Cut Meutia lantaran banyak ranjang pasien tidak tersedia seprei, hingga keluarga pasien terpaksa membawa tikar sendiri. “Padahal anggaran RSUD sangat luar biasa besar,” pungkas Ketua APPI Aceh Utara.
Sementara itu saat awak media mengkonfirmasi humas RSUD Cut Meutia dr.Harry laksamana menegaskan bahwa pihaknya menyesalkan kejadian tersebut dan sudah mengambil langkah cepat untuk memperbaiki situasi.
"Kami meminta maaf atas ketidak nyamanan yang di alami pasien,bed yang tidak layak sudah kami tarik, pasien juga memilih pulang dari perawatan malam itu juga.
Direktur RSUD Cut Meutia melalui wakil direktur bidang pelayanan dan penunjang medik sudah menjalan komunikasi dengan pihak BPJS agar pasien ini tetap berobat kembali.pungkas dr.Herry laksamana.