Notification

×

Iklan ok

Ditemanggung, BMKG Gelar SLI Operasional di Kabupaten Gunungkidul

Kamis, 20 Agustus 2020 | 10.47 WIB Last Updated 2020-08-20T03:47:31Z

Gemarnews.com, Yogyakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika kembali melaksanakan Sekolah Lapang Iklim Operasional yang kali ini dilaksanakan di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (19/8).

SLI Operasional ini dilaksanakan di provinsi DIY setelah sebelumnya kegiatan serupa sukses diselenggarakan di Temanggung, Jawa Tengah serta beberapa lokasi lain di Indonesia. Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, pemahaman informasi iklim dan cuaca bagi petani akan menjadi faktor penting untuk menjaga stabilitas produksi pertanian.

"Dengan memahami informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan oleh BMKG, bapak ibu dapat memutuskan kapan harus mulai tanam. Kalau kita tahu seminggu lagi sudah masuk hujan kita bisa memutuskan, kalau kita tahu ini masih musim kering terus kita juga bisa memutuskan, apakah saya harus menanam di musim kering atau jika memang ingin menanam apa yang harus ditanam," jelas Dwikorita saat membuka kegiatan SLI Operasional di Kecamatan Ponjong, Rabu (19/8).

Dwikorita juga mengajak peserta SLI Operasional yang terdiri dari petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL), petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), petani, serta bintara pembina desa (Babinsa) TNI AD untuk menggunakan mobile apps infoBMKG dan media sosial BMKG guna memperoleh informasi cuaca dan iklim secara realtime dan kontinyu.

"Disitu ada informasi-informasi rutin baik cuaca sampai seminggu ke depan sampai informasi iklim, jadi kita bisa tahu kapan masuk puncak musim kemarau. Jadi mohon sering memonitor infoBMKG baik dari aplikasi mobile ataupun dari media sosial," imbuhnya.

Kepala BMKG mencontohkan kesuksesan pemahaman dan pemanfaatan informasi cuaca iklim oleh petani bawang merah di Temanggung. Dengan panduan dari petugas BMKG, petani menyesuaikan waktu tanam sehingga panen mundur satu bulan. Alhasil, ini membuahkan keuntungan bagi petani bawang di Temanggung.

"Keuntungannya apa? Saat mereka panen, pesaingnya sudah tidak ada. Di tempat-tempat lain baik di Temanggung, Brebes, ataupun kabupaten di sekitarnya stok bawang merah sudah habis. Jadi petani yang baru panen di Temanggung ini akhirnya harganya melompat dari yang biasanya Rp 13.000 sampai Rp 14.000 harganya menjadi Rp 22.000 hingga Rp 23.000 per kilogram. Bahkan mereka bisa mengupah buruh tani sebesar Rp 100.000 per hari. Tentu ini sangat dirasakan manfaatnya, terlebih di saat kondisi pandemi seperti ini," ungkap Dwikorita.

Di akhir kegiatan, Dwikorita mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama-sama memahami cuaca dan iklim melalui berbagai cara. Dia pun berharap kegiatan ini nantinya dapat berlangsung secara rutin dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Reni Kraningtyas juga menyampaikan bahwa kegiatan SLI di wilayah DIY ini juga dilakukan di Kecamatan Rongkop dan Gedangsari. BMKG DIY akan mendampingi para petani di daerah tersebut dalam melakukan tanam di musim kemarau ini, agar dapat diperoleh hasil panen yang optimal dalam kondisi kurang hujan.

Dalam kegiatan ini, hadir secara langsung Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, dan perangkat di lingkungan Kecamatan Ponjong. Turut hadir secara virtual Deputi Bidang Klimatologi serta seluruh UPT Stasiun Klimatologi di Indonesia.(bmkg.go.id)
×
Berita Terbaru Update