Notification

×

Iklan ok

Kisah Tragis Ibu di Pijay, Melahirkan di RS Tanpa Bantuan Nakes

Jumat, 16 April 2021 | 19.27 WIB Last Updated 2021-04-16T12:27:57Z

Ilustrasi bayi. (Freepik)

Gemarnews.com, Pidie Jaya - Kisah tragis dialami RJ, 24, warga Desa Keurisi Meunasah Lueng Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya. Dia melahirkan di Rumah Sakit Pidie Jaya tanpa bantuan tenaga kesehatan (Nakes). 

Kejadian itu berawal saat RJ datang ke rumah sakit untuk melahirkan anak keduanya pada Kamis (15/4/2021) tengah malam. terpaksa melahirkan bayi di dalam pempes diruang bersalin RSUD Pidie Jaya.

RJ melahirkan bayi mungil itu, hanya ditemani oleh sang ibu tanpa bantuan tim medis rumah sakit umum daerah Pijay, walau sudah diruang bersalin ia melahirkan tanpa pertolongan, bayi lahir dengan bantuan sang ibu, petugas datang setelah bayi lahir, kata RJ dengan nada sedih, itupun mereka datang hanya untuk memotong tali pusar, kata dia.

"Saya trauma melahirkan anak kedua ini dengan pelayanan medis yang diberikan petugas di rumah RSUD Pijay," katanya kepada Gemarnews.com, Jumat (16/4/2021).

Ibu saya sudah memberitahukan petugas tentang keluhan saya, tetapi tak ada tanggapan apa - apa dari petugas padahal cairan ketuban udah keluar, dengan enteng petugas menjawab pakai pempes aja dulu, tambahnya.

"Pasien ditinggalkan dengan keluarga dan melahirkan bayi sendiri, usai bayi lahir, kakak ipar saya langsung gedor-gebdor pintu kamar petugas yang terlihat lagi asyik tidur-tidur di kamar," katanya.

Menurut pengakuannya, bayi perempuan mungil dengan berat 3.3 ons itu dilahirkan dalam pempes diatas tempat tidur diruang persalinan sekira pukul 02:30 Wib. Setelah bayi lahir baru tim medis datang memberikan pertolongan untuk memotong tali pusat bayi, ujarnya.

Sebelumnya, diruangan itu hanya ada keluarga dan seorang wanita hamil di samping tempat tidurnya yang datang membantu dan berusaha menjaga anak yang baru lahir itu agar tetap hidup, ungkap Rauzah dengan air mata berlinang.

Dikatakannya, sang bayi bernapas dan menangis setelah melahirkan, saya harus menunggu selama 5-10 menit sampai perawat datang.

Kisah pilu dialami pasien persalinan itu, dimulai sejak malam ketika tiba di rumah sakit umum daerah pidie jaya sekitar pukul 12.00 Wib, saat itu rasa nyeri diperutnya untuk persalinan sudah mulai terasa, kata dia.

Kelahiran tidak dapat diprediksi dan dapat datang tiba-tiba. Seharusnya petugas medis memantau pasien secara teratur dan menawarkan perawatan yang maksimal untuk ibu mau melahirkan, pungkasnya.

Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya, dr. Fajriman, S.p.S, M.Si, Med, saat dihubungi awak media lewat whatsApp sampai berita ini diturunkan belum ada jawaban. (Miswar)
×
Berita Terbaru Update