Notification

×

Iklan ok

Pentingnya Berolahraga di Masa Pandemi Covid 19

Kamis, 23 September 2021 | 19.52 WIB Last Updated 2021-09-23T12:52:37Z
Pentingnya Berolahraga di Masa Pandemi Covid 19


Dok.foto Penulis : dr. Habibi Hibatullah - Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Pidie



GEMARNEWS.COM - Maraknya kasus yang terkonfirmasi dan kematian akibat COVID-19 saat ini semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan munculnya kebijakan dan himbauan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kepada masyarakat untuk sementara waktu demi memutuskan rantai penyebaran COVID-19.

Dengan adanya kebijakan PPKM ini, tentunya membuat banyak fasilitas publik kembali ditutup seperti sarana olahraga, pusat kebugaran, kolam renang, kawasan wisata, taman bermain, dan lainnya.

Dari awal penyebaran COVID-19 sampai situasi saat ini, membuat sebagian orang kesulitan untuk menjaga kesehatan sehingga terjadi penurunan aktivitas pada fisik karena tidak bisa melakukan aktivitas olahraga di luar rumah seperti biasanya.

Akibat dari penurunan aktivitas fisik ini, orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain handphone, bermalas-malasan, pola tidur menjadi tidak teratur, dan mengalami peningkatan berat badan.

Oleh karena itu, pola hidup sehat yang dijaga dan aktivitas-aktivitas fisik yang dilakukan selama masa pandemi ini sangatlah penting

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun mengampanyekan #HealthyAtHome atau #SehatdDiRumah lewat kegiatan fisik di tengah pandemi. Menurut WHO, olahraga tak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tapi juga mental.

Olahraga di tengah pandemi tetap mesti dengan melihat protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona. Karena itulah tidak semua jenis olahraga bisa dilakukan lantaran rentan menjadi sarana penularan Covid-19. Makanya, Menteri Pemuda dan Olahraga menerbitkan surat edaran Nomor 6.11.1/Menpora/VI/2020 Tahun 2020 untuk mengatur kegiatan olahraga yang bernaung di bawah Kemenpora.

Melihat fakta di atas, bagi masyarakat umum, jenis olahraga di tengah pandemi yang disarankan adalah yang bersifat individual dan bisa dilakukan di rumah sendiri tanpa melibatkan banyak orang. kita perlu memilih jenis olahraga yang sesuai dan menyehatkan. Agar olahraga bisa membuat imunitas membaik, maka harus memenuhi kriteria FITT.

FITT itu merupakan singkatan. F artinya frekuensi, olahraga sebaiknya dilakukan 3-5 kali seminggu. I berarti intensitas. Lakukanlah olahraga dengan intensitas sedang atau 65%-75% dari denyut nadi maksimal (DNM) dikurangi umur (220-umur). T berarti time, atau lamanya berolahraga. Lakukan olahraga 20-30 menit, dan apabila kemampuannya memungkinkan, bisa dilakukan selama satu jam.


T terakhir merupakan tipe atau jenis olahraga yang dilakukan harus bersifat aerobik. Di masa pandemi karena harus diam di rumah, jenis olahraganya bisa sepeda statis, jalan/jogging, loncat-loncat di tempat tanpa berhenti, sesuai kemampuan

Olahraga intensitas sedang dapat meningkatkan imunitas, meningkatkan kemampuan, dan aktivitas Natural Killer Cells serta IgA. Natural Killer Cells dan IgA berperan penting dalam melindungi saluran pernapasan sehingga daya tahan saluran pernapasan terhadap infeksi bakteri dan virus lebih baik. Sedangkan olahraga intensitas berat akan meningkatkan sekresi hormon kortisol. Hormon kortisol justru berpotensi merusak sistem imunitas dan bisa menurunkan aktivitas Natural Killer Cells.

Namun untuk yang ingin meningkatkan imunitas tubuh serta vitamin D, maka disarankan untuk melakukan latihan fisik pada pukul 09.00-11.00. Sinar vitamin D dari matahari pagi didapatkan pada rentang waktu tersebut, tidak terlalu pagi dan belum tengah hari. Jadi latihan fisik dengan intensitas ringan yang dilakukan pada saat sinar vitamin D masih ada diyakini dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam menjaga kesehatan tubuh. Tapi, bukan berarti olahraga yang dilakukan saat siang atau malam hari salah namun pastikan tempat melakukannya aman. Olahraga pada siang hari terik tidak disarankan karena dapat memicu dehidrasi. Sedangkan olahraga saat malam hari juga tidak disarankan karena suasana yang gelap sehingga berisiko mengganggu kesehatan dan membuat tubuh cedera.

Penulis :
dr. Habibi Hibatullah
 - Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Pidie
- Kader PII PIDIE 

×
Berita Terbaru Update