Notification

×

Iklan ok

Tantangan Generasi Muda Aceh di Era Globalisasi

Jumat, 26 Mei 2023 | 07.18 WIB Last Updated 2023-05-26T00:18:15Z
Dok. foto Penulis : Afrizal Refo, MA 


GEMARNEWS. COM, OPINI - Generasi muda dapat diibaratkan seperti ilalang yang sedang pada masa kejayaan dengan kondisi terbaiknya. Dapat juga kita umpamakan seperti sebilah pisau yang tajam tanpa karat di tepinya. Ilalang dan pisau ini akan sangat berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan banyak orang, jika digunakan dengan benar, namun akan sangat membahayakan jika digunakan dengan tidak benar.

Sama seperti itulah generasi muda, mereka merupakan sosok tangguh yang butuh bimbingan untuk menjadi sosok yang berguna bagi diri sendiri dan juga orang lain. Maka dari itu, peran orang tua, keluarga, lingkungan dan teman-teman sepermainan akan mempengaruhi karakter generasi muda, apakah akan menjadi sosok pemimpin kedepannya.

Tantangan yang tampak dan jelas terhadap kehidupan ini khususnya kepada generasi muda saat ini adalah; Pertama, Munculnya fenomena pergaulan antara mereka yang jauh dari tuntunan syariat Islam, berpacaran, bergandengan tangan berpelukan bahkan jauh lebih dari itu dianggap sesuatu yang lumrah, dan pergaulan bebas.

Sementara ada sebagian pemuda yang memakai sarung peci berangkat ke masjid, menuju majelis ta’lim dikatakan sok alim ada maunya dan lain sebagainya. Islam tidak antipati dengan sebuah pergaulan/ ukhuwah, Islam mengajarkan kepada kita untuk bergaul kepada siapapun bahkan kepada non muslim .

Kedua, Media dan dunia entertainment Gemerlapnya dunia hiburan yang didukung dengan media membuat kita umumnya dan para generasi muda dapat terlena olehnya. Sebuah catatan hampir 90% tayangan yang ada kurang mendidik dan kurang bermanfaat untuk membangun generasi Islam yang cerdas, dan yang lebih membahayakan lagi terhadap perkembangan pola pikir anak. 

Dapat kita lihat mereka lebih hafal dengan lagu-lagu orang dewasa, cara bicara orang dewasa bahkan tidak dilakukan oleh orang dewasa, mereka lebih hafal dengan para seleb daripada tokoh dan pejuang agama islam, mereka lebih hafal sinetron percintaan atau drama Korea dari pada menghafal Al-Qur’an dan membaca buku pelajaran.

Jadi tidak aneh jika generasi dan anak-anak lebih hafal ratusan judul lagu dan sinetron daripada mendalami ajaran Islam yang fundamen. Seperti juga tayangan hiburan dengan kostum yang tidak sesuai dengan adat ketimuran dan agama islam, gaya hidup, pergaulan hidup modern, perbuatan kurang baik bahkan tidak terpuji hampir sudah mengkar dikalangan generasi muda. Ini menjadi tantangan berat bagi generasi muda Islam sebagai agen perubahan untuk melakukan sebuah inovasi agar generasi Islam dapat terselamatkan.

Ketiga, Gaya hidup. Mungkin kita masih ingat sebuah fenomena tentang jilboobs, mungkin kebanyakan masih ingat dan pernah menjadi trend dikalangan muslimah. Jiboobs sendiri adalah gaya pakaian muslimah yang menggunakan jilbab namun dibalut dengan pakaian yang kelihatan ketat, sehingga membentuk lekuk tubuh. Kita menjadi bingung, sebenarnya mereka itu menutup aurat ataukah membentuk aurat?. Fenomena tersebut merupakan salah satu dari gaya hidup yang tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman dan masih diikuti oleh kalangan remaja, dan masih banyak lagi gaya hidup amburadul yang dapat kita saksikan saat ini.

Keempat, Kemajuan teknologi. Saat ini sebagai penunjang kebutuhan hidup tidak dapat elakkan oleh semua orang dari yang muda hingga tua. Majunya teknologi android. Akan menjadi peluang dari generasi Islam yang dapat menguasai teknologi tersebut agar dapat digunakan sebagai media da’wah, bisnis dan berbagi ilmu agama dan tentunya sesuatu yang bermanfaat. 

Akan tetapi yang dirasakan saat ini dengan kemajuan teknologi android para generasi muda banyak disibukkan oleh game online bahkan yang mengarahkan kepada perjudian yang jauh dari nilai Islam. Belum lagi mereka yang sibuk dengan media sosial seperti TikTok, Instragram, Facebook dan Twitter, tempat mereka mengekspresikan diri yang tidak malu lagi akan jati dirinya, berjoget-joget didepan kamera, mengumbar aurat dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu harapan yang sebesar-besarnya kepada pemimpin kita terkhusus di Provinsi Aceh yang harus menjalankan syari'at Islam untuk memperhatikan generasi muda Aceh ini yang kian meresahkan untuk dibimbing dan diarahkan kejalan yang benar dan memfasilitasi mereka untuk belajar memperdalam ilmu agama sehingga dapat membentengi aqidah para generasi muda yang jauh dari Islam. 

Teman-teman mahasiswa, para pemuda, mari kita manfaatkan waktu muda kita untuk hal yang bermanfaat, karena hidup itu cuman sekali dan tidak tau sampai kapan. Tetap berpedoman dengan ajaran Islam dan tetap teguh menjalani aturannya. Insya Allah hidup kita akan bermakna, dan bermanfaat bagi sesama.


Penulis : Afrizal Refo, MA 
Dosen IAIN Langsa, Sekretaris Dewan Da'wah Kota Langsa dan juga Praktisi Pendidikan. 
×
Berita Terbaru Update