Notification

×

Iklan ok

Silaturrahmi Ketua HUDA dan Ketum PBNU , Ini Yang di Bahas

Sabtu, 08 Juni 2024 | 05.33 WIB Last Updated 2024-06-07T22:33:28Z

GEMARNEWS.COM , JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang lebih dikenal dengan panggilan Tu Sop melakukan silaturrahmi dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf Kamis (6/6/24) di kantor PBNU. 

Silaturrahmi dua pimpinan Organisasi masyarakat Islam terbesar yang diisi banyak ulama ini bertujuan untuk memperkuat peran dan kontribusi ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua tokoh ulama tersebut ikut membicarakan perkembangan situasi kehidupan masyarakat Aceh dalam banyak sisi kehidupan pasca tsunami dan konflik Aceh. 

KH Yahya Cholil berharap kehidupan masyarakat Aceh menjadi lebih baik untuk ke depan. Dalam hal ini Gus Yahya siap berkontribusi untuk kemajuan Aceh ke depan. 

Gus Yahya bertanya kepada Tu Sop bagaimana kondisi politik di Aceh menjelang pelaksaan pilkada 2024. Pertanyaan ini muncul karena viralnya informasi di media sosial bahwa Ayah Sop akan maju sebagai kontestan Pilkada 2024.

Tu Sop menjawab bahwa dirinya berharap Aceh harus lebih baik ke depan. "Aceh harus segera bangkit dari keterpurukan dan kondisi yang tidak baik baik saja menjadi kondisi lebih baik bagi seluruh masyarakat Aceh".

Tu Sop mengajak semua pihak di Aceh supaya bersatu dan berkontribusi membangun Aceh. Kita mesti hilangkan sifat ego sektoral karena ini akan melemahkan semangat kita untuk membangun Aceh.

Ketua Umum PB HUDA ini secara khusus mengajak masyarakat Aceh yang akan menggelar Pilkada 2024 supaya bisa menyatukan kekuatan untuk memperkuat nilai tawar kita. 

Pemilihan Kepala Daerah sebagai instrumen untuk membangun Aceh ke depan yang lebih baik. Pilkada ini jangan sampai berobah menjadi mesin penghancur kekompakan dan kesatuan yang berujung kepada perpecahan menjadi elemen-elemen kecil karena ingin memenangkan dirinya dengan menghancurkan yang lain.

Apa artinya menang jika tidak bisa memenangkan kepentingan rakyat banyak. Dengan modal akhlak dan etika Insya Allah semua perbedaan akan saling memperkuat, tidak saling menghancurkan. 

Aceh itu kecil tapi kita memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah dan ini harus kita kelola dengan menggunakan potensi kultural (syariat) untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Aceh secara berkeadilan. 

Aceh sebagai suatu komunitas dalam persaingan global bagaikan domba-domba gemuk yang hidup di sarang harimau, harus sama sama fokus menyelamatkan diri. 

Kita jangan sibuk saling menghancurkan antar sesama, ujungnya yang kalah dimakan harimau dan yang menang juga masuk ke mulut harimau. 

Hal yang terpenting mari kita jadikan even politik sebagai jalan kembali kepada peradaban bukan menggiring kepada kebiadaban.
×
Berita Terbaru Update