Notification

×

Relawan Muhammadiyah Asesmen 15 Masjid Untuk Misi Kemanusiaan

Jumat, 02 Mei 2025 | 16.57 WIB Last Updated 2025-05-02T09:57:36Z

Ada 50 Masjid Rusak Akibat Gempa Myanmar, Relawan Muhammadiyah Asesmen 15 Masjid Untuk Misi Kemanusiaan

GEMARNEWS.COM, MYANMAR – Ada ratusan jamaah muslim di masjid yang menjadi korban pascagempa di Myanmar, pada 28 Maret yang lalu. Menurut laporan Pemerintah Persatuan Nasional bayangan, lebih dari 50 masjid di seluruh negeri juga mengalami kerusakan ketika gempa berkekuatan 7,7 skala Richter melanda pada Jum’at itu, demikian diberitakan Al-Jazeera (29/3/2025).

Di tengah krisis itu bantuan mengalir untuk warga terdampak pasca-gempa menghancurkan Myanmar. Muhammadiyah melalui Tim Kemanusiaan untuk Respons Gempa Myanmar telah menerjunkan relawannya, yang terdiri dari  MuhammadiyahAid, MDMC dan didukung oleh Lazismu.

Tim Kemanusiaan Muhammadiyah diagendakan berada di Myanmar selama dua pekan terhitung dari 25 April hingga 07 Mei 2025. Tim relawan kemanusiaan tersebut terdiri dari Syahri Ramadhan sebagai koordiantor, Dwi Kurniawan sebagai media dan dokumentasi serta Satriyo sebagai manajemen logistik.

Tim Kemanusiaan Muhammadiyah mengabarkan pada Kamis, 1 Mei 2025, bahwa bantuan kemanusiaan yang telah diamanahkan oleh masyarakat Indonesia telah disalurkan untuk penerima manfaat. 

Dalam misi kemanusiaannya, Tim Kemanusiaan Muhammadiiyah juga melakukan asesmen salah satu masjid yang rusak akibat gempa. Menurut kesaksian Mohammad Utsman (35) seorang Imam Masjid Thar Lay Saw Ang yang ada di Amarapura, Mandalay, kondisi masjid rusak dan tidak aman untuk digunakan.

“Jadi harus dirobohkan dahulu dan dibangun kembali” ujarnya kepada relawan MuhammadiyahAid saat ditemui di Mandalay sebagai kota terbesar kedua di Myanmar. 

Menurut Utsman yang sudah dipercaya menjadi Imam Masjid Thar Lay Saw Ang sejak 2021, supaya masjid ini dapat digunakan kembali memerlukan dana yang besar untuk memperbaikinya. 

Ia mengaku penggalangan sudah dilakukan dengan meminta bantuan saudara-saudari muslim di Myanmar. Alhamdulillah ada satu yayasan donatur yang akan mendukung proses perbaikan masjid tersebut. “Melihat kondisi yang ada, tentu saja masih kurang untuk membangun kembali secara utuh” sambungnya.

Sementara ini, lanjut Utsman, kegiatan ibadah di masjid masih menggunakan madrasah yang sebelumnya digunakan untuk sekolah dan mengaji murid-murid dari warga muslim di sekitar masjid dan dari luar kampung. Selama madrasah diliburkan, sebagian jamaah beribadah di lokasi pengungsian dengan adanya musola darurat agar bisa menampung warga muslim.


Masjid lainnya yang dikunjungi Tim Kemanusiaan Muhammadiyah adalah Masjid Ulin di Sagaing, Myanmar. Saksi mata yang selamat, Anas, mengatakan pada gempa awal jamaah merasakan guncangan hebat dan masjid masih berdiri, tetapi pada gempa susulan yang kedua, menara masjid dan bangunan masjid langsung roboh. “Ada 50 orang jamaah meninggal di tempat tertimpa reruntuhan,” ungkapnya kepada relawan MuhanmmadiyahAid.

Di sini yang tersisa hanya pintu gerbang masjid. Di luar itu sudah rata dengan tanah. Kegiatan para jamaah sementara menggunakan masjid darurat dari bambu dan terpal yang didirikan di atas lantai masjid lama yang masih bisa digunakan, karena tempat  wudlu dan toilet juga hancur.

Sampai berita ini diturunkan, relawan MuhammadiyahAid dan MDMC, mengatakan bahwa sampai dengan hari ini ada 15 masjid yang terdampak gempa Myanmar, sudah dilakukan asesmen bahkan berdiskusi dengan pengurus di lima masjid, kata Syahri Ramadhan (2/5/2025).  

Meski demikian, Tim Kemanusiaan Muhammadiyah akan membicarakan lebih lanjut dengan pimpinan pusat muhammadiyah, MuhammadiyahAid, MDMC dan Lazismu untuk agenda misi kemanusiaan selanjutnya di Myanmar.    

Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah

Gemar Sport

Artikel Pilihan

×
Berita Terbaru Update