Notification

×

Derita Pilu di Gampong Pisang Bacue, Kebenaran Membisu

Sabtu, 21 Juni 2025 | 16.38 WIB Last Updated 2025-06-21T09:38:48Z
Gemarnews.com, Pidie - Bukan pertama kali kekerasan dan penyimpangan di lembaga keagamaan seperti Dayah di Aceh terjadi, cerita, berita dan fakta itu terus terjadi, entah siapa yang peduli, mencegah atau memberikan solusi. Apa yang terungkap ke permukaan boleh jadi lebih sedikit daripada yang tidak berani bersuara karena tekanan atau ketakutan pada pimpinan lembaga maupun karena pengaruh doktrin yang begitu membumi nan bersahaja. 21/6/2025.

Adalah Rahmad, 37 Tahun, Pria baik hati ini menjadi korban pemukulan oleh salah seorang Santri Dayah Istiqamatuddin Lamna, Gampong Pisang Bacue, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. Bermula dari menegur Santri berinisial MRF terkait barang pinjaman dan kerap membawa wanita bukan mahram bermalam di Dayah tempat MRF mondok. Rahmad sang pencegah maksiat terjadi harus menderita mengeluarkan darah karena kerasnya dicekik di leher. Entah setan apa yang merasuki sanubari MRF hingga tega memukuli, atas kejadian itu Rahmad telah meminta visum ke Rumah Sakit Umum Mufid dan melaporkan pemukulan dirinya ke Polres Sigli, hingga berita ini diturunkan laporan tersebut dalam proses penyidikan Polres setempat.

“ Iya, Saya menegur MRF minta dikembalikan barang pinjaman dan melakukan dia yang kerap membawa wanita bukan mahram bermalam di Dayah itu, bukannya jawaban yang Saya dapat, melainkan dicekik sangat keras hingga mengeluarkan darah dari tenggorokan “ Cerita Rahmad kepada awak media, didampingi keluarga dan Ummi Ita dengan penuh pilu.

Rahmad juga menuturkan, akibat tegurannya, bukan hanya perlakuan kekerasan yang dialaminya. Akan tetapi Rahmad juga kerap mendapat ancaman hingga rumahnya dilempari batu oleh orang yang kemudian diketahui adalah MRF sendiri, akibat teror tersebut Istri Rahmad bergerak mengadu kepada pimpinan Dayah, tapi apalah daya seorang wanita Desa yang tak punya kuasa, bukannya keadilan dan keberpihakan kebenaran yang didapat, melainkan pembelaan pimpinan Dayah bagi pelaku yang juga sopir pribadinya.

“ Setelah kami trus diteror ketakutan dan rumah dilempari batu, kami selidiki dan akhirnya kami ketahui pelakunya adalah MRF sendiri, kemudian Saya mengadu kepada pimpinan Dayah Istiqamatuddin Lamna. Pengaduan itu tidak berjalan lurus diatas harapan untuk mengungkap kebenaran dan keadilan atas apa yang kami alami, apalagi berharap solusi di mana pimpinan Dayah hanya mengatakan itu salah paham “ terang Istri Rahmad didampingi Ibrahim tetangga Dayah.

Pada saat bersamaan, Ibrahim, salah seorang warga yang rumahnya bersebelahan dengan Dayah turut mengungkapkan bahwa terdapat indikasi yang perlu diklarifikasi bahwa tanah pekarangan rumah keluarganya diklaim sebagai tanah Dayah Istiqamatuddin Lamna di mana telah berdiri bangunan Dayah. Ibrahim sendiri merasa sangat - sangat keberatan dan meminta pemangku kepentingan di Gampong Kp. Pisang Bacue maupun aparat terkait meluruskan permasalahan ini.

“ Melihat batas - batasan atas objek pekarangan rumah Kami yang bersebelahan dengan Dayah, Saya menduga pekarangan Kami telah masuk dalam pekarangan Dayah dan telah berdiri bangunan. Maka, Saya berharap adanya klarifikasi dari pihak terkait atas dugaan ini demi kebenaran dan kepastian hukum atas tanah pekarangan Kami “ Tegas Ibrahim

Apa yang terjadi di lembaga keagamaan itu, warga Kampung Pisang Bacue, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie mengetahui secara pasti. Akan tetapi lebih memilih bungkam daripada bersuara karena merasa tidak enak dengan pimpinan lembaga. Doktrin seperti ini sejatinya harus dihilangkan sehingga perilaku menyimpang tidak lagi terjadi di lembaga keagamaan atau pelaku kejahatan tidak berlindung dalam “ jubah keagamaan “

Gemar Sport

Artikel Pilihan

×
Berita Terbaru Update