Teks Foto : Hasbi Ketua tuha peut Matang pinueng.
Aceh Timur-Hasbi, Ketua Tuha Peuet Gampong Matang Pinueng, tampil sebagai figur berani yang tak segan menyuarakan kebenaran. Di tengah kabut program pelatihan BLK Aceh Timur yang penuh tanda tanya, ia berdiri tegak mempertanyakan transparansi dan urgensi program tersebut yang diduga hanya meraup keuntungan saja.
Baginya, penggunaan dana desa bukan sekadar formalitas administratif—melainkan amanah untuk kemaslahatan masyarakat. Dengan tegas ia menghimbau para keuchik agar tidak gegabah menyetor anggaran untuk program pelatihan singkat yang dinilai minim manfaat, namun sarat potensi keuntungan sepihak bagi oknum tertentu.
Hasbi mengkritisi keras logika pelatihan hanya tujuh hari untuk keterampilan teknis seperti menjahit dan otomotif. "Kalau peserta sudah punya skill, kenapa bukan modal usaha yang diberikan? Kalau belum, apa cukup waktu 7 hari untuk benar-benar bisa?" tegasnya. Ia menunjukkan keberanian mempertanyakan kebijakan top-down yang mewajibkan 513 desa ikut serta dengan anggaran sekitar 8 juta per desa—tanpa jaminan hasil.
Lebih dari sekadar mengkritik, Hasbi membawa solusi: hentikan program yang meragukan ini dan alihkan perhatian ke penciptaan lapangan kerja nyata. Ia mewakili suara rakyat yang muak dengan program setengah hati dan menuntut langkah konkret dalam memberdayakan generasi muda.