GEMARNEWS.COM, TAKENGON – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh Tengah, tegaskan “komitmennya terhadap pelayanan publik
dan profesionalisme politik bukan pencitraan”, hal tersebut disampaikan dalam kegiatan coffee
morning bersama Komisi Kebijakan Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW), jajaran
pengurus, serta insan pers Aceh Tengah, (6/9/2025) Sabtu pagi.
Kegiatan
tersebut juga dihadiri Ketua Fraksi PKS DPRK Aceh Tengah, Sukri, pengurus
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta sejumlah pengurus baru yang akan
dilantik pada siang hari, di antaranya Sekretaris MPD Sabardi dan Rahmat.
Dalam
diskusi, isu mengenai arah politik PKS—apakah bergabung dalam koalisi atau
mengambil peran oposisi—menjadi perhatian utama para wartawan.
Ketua Fraksi
PKS DPRK Aceh Tengah, Sukri, menegaskan bahwa fokus PKS bukan pada pencitraan, melainkan
pada pelayanan publik.
“Dana partai
kami dialokasikan 70 persen untuk pelayanan publik dan 30 persen untuk
penguatan kader. Prioritas kami adalah perbaikan ekonomi daerah. Jika kondisi
ekonomi masyarakat dan kader baik, maka kekuatan partai juga akan semakin
kuat,” ujarnya.
Mengenai
posisi di DPRK, Sukri menjelaskan bahwa secara prinsip, DPR seharusnya berperan
sebagai oposisi yang mengawasi pemerintah. Namun, praktiknya sering terbentur
aturan perundang-undangan serta belum jelasnya pemisahan fungsi legislatif dan
eksekutif dalam sistem trias politica.
“Masalah
oposisi atau koalisi, kami tidak ingin terjebak dalam label. Yang terpenting,
PKS akan tetap profesional,” tegasnya.
Sementara
itu, Ihsanudin menyoroti kondisi ekonomi masyarakat Aceh Tengah. Menurutnya,
inflasi masih tinggi akibat kebutuhan pokok yang mendesak. Ia juga menyinggung
dana zakat sebesar Rp40 miliar yang hingga kini belum dapat dicairkan karena
dianggap sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Fraksi PKS
mendorong perubahan regulasi agar zakat bisa kembali dikelola sesuai fungsi
utamanya melalui baitul mal. Sejarah mencatat, Khalifah Umar bin Abdul Aziz
mampu menghapus kemiskinan hanya dalam 2,5 tahun dengan memaksimalkan peran
zakat. Semangat ini yang ingin kami hidupkan kembali di Aceh Tengah,” ungkapnya.
Selain itu,
PKS juga menegaskan bahwa sesuai regulasi Kementerian Dalam Negeri, partai
politik bersikap netral secara formal. Meski demikian, melalui program
pembinaan kader Tunas Baru, PKS akan terus melatih anggotanya agar berani
bersuara dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
Kegiatan
coffee morning ditutup dengan penegasan komitmen PKS untuk menjaga
profesionalisme, memperkuat peran kader, serta menghadirkan solusi nyata bagi
persoalan publik di Aceh Tengah. (red)