GEMARNEWS.COM, PIDIE – Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pidie menyatakan penolakan tegas terhadap wacana menjadikan permainan domino sebagai salah satu cabang olahraga di Aceh. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Pidie, Afdhalul Rahman, S.T, saat ditemui di Sekretariat PDPM Pidie, Komplek Masjid Taqwa Muhammadiyah Sigli, Rabu (24/9/2025).
Afdhalul menegaskan bahwa penolakan ini bukan ditujukan kepada personal atau kelompok tertentu, melainkan murni dilandasi oleh pertimbangan agama, budaya, dan realitas sosial masyarakat Aceh.
"Kami menolak dengan tegas menjadikan domino sebagai cabang olahraga resmi di Aceh. Permainan ini secara kultural di masyarakat sudah sangat lekat dengan praktik perjudian. Sulit bagi masyarakat untuk memisahkan domino dari unsur maisir (judi). Jika dilegalkan sebagai olahraga, khawatir akan membuka ruang pembenaran terhadap praktik perjudian yang jelas-jelas dilarang dalam Qanun Syariat Islam di Aceh,” ungkapnya.
Menurut Afdhalul, Aceh memiliki identitas khusus sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam secara formal. Oleh karena itu, setiap kebijakan terkait olahraga maupun kebudayaan seharusnya sejalan dengan nilai-nilai islami serta kearifan lokal.kami mendesak MPU Aceh untuk mengkaji ulang muzaratnya dan membatalkan nya khusus untuk Aceh yang di juluki Nanggroe Serambi Mekkah tapi menghalalkan DOMINO jadi salah satu cabor olahraga. Desaknya.
“Qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat secara jelas menyebutkan bahwa maisir atau perjudian dalam bentuk apapun dilarang. Walaupun ada klaim bahwa domino bisa dijadikan olahraga otak atau strategi, realitanya di lapangan berbeda. Citra domino di mata masyarakat Aceh tetap melekat dengan judi. Legalisasi sebagai olahraga justru bisa menjadi pintu masuk normalisasi praktik yang bertentangan dengan syariat. Serta kami mendesak MPU Aceh untuk mengkaji ulang karena mudaratnya lebih banyak dan akan merusak generasi muda Aceh,” tegasnya.
Selain aspek syariat, Afdhalul juga menilai bahwa masih banyak olahraga tradisional maupun modern lain yang lebih pantas untuk dikembangkan dan didorong pemerintah maupun masyarakat.
“Aceh kaya dengan olahraga tradisional seperti canang, seudati, geude-gede, maupun cabang olahraga modern yang mampu mengharumkan nama daerah di tingkat nasional dan internasional. Energi dan dukungan seharusnya difokuskan ke arah itu, bukan pada permainan yang rawan menimbulkan polemik,” ujarnya
Ia juga menekankan bahwa Pemuda Muhammadiyah Pidie selalu mendorong pembinaan generasi muda ke arah positif, membangun daya saing, dan menjaga marwah Aceh sebagai daerah yang berlandaskan nilai-nilai agama.
“Pemuda Aceh harus diarahkan untuk membangun masa depan yang berprestasi dan bermartabat. Jangan sampai identitas keislaman dan kebudayaan kita tergadaikan hanya demi melegalkan sesuatu yang justru berpotensi merusak. Kami minta semua pihak bijak dalam melihat persoalan ini,” tutupnya.
Dengan pernyataan ini, Pemuda Muhammadiyah Pidie berharap seluruh komponen masyarakat, khususnya pemerintah daerah dan pemangku kebijakan olahraga, dapat mempertimbangkan kembali secara matang sebelum mengambil langkah yang dapat menimbulkan kontroversi dan dampak negatif di kemudian hari.pungkasnya.