Pelatihan
yang berlangsung di Pendopo Kelurahan Kratonan ini diikuti oleh 50 peserta,
terdiri dari 18 anggota PKK, 15 pemuda Karang Taruna, 2 tokoh lintas agama, 2
perwakilan Aisyiyah se-Solo, serta 13 peserta umum. (27/9/2025)
MENGUATKAN
PERAN PEREMPUAN DAN PEMUDA
Dalam
sambutannya, perwakilan PCM Solo Selatan menyampaikan bahwa kemandirian ekonomi
masyarakat menjadi pilar penting pembangunan berbasis potensi lokal. Perempuan
dan pemuda memiliki peran strategis dalam menggerakkan ekonomi keluarga dan
komunitas.
“Harapannya,
setelah workshop ini peserta yang awalnya belum paham bisa lebih mengerti, dan
dari situlah muncul jiwa kewirausahaan yang menjadi awal untuk bisa
menghasilkan.” ujarnya.
MATERI
DAN NARASUMBER
Kegiatan
ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Siswandi yang membawakan materi Dasar-dasar
Marketing serta Triana yang mengupas Digital Marketing dan inovasi
kemasan. Melalui metode praktik, peserta diajak belajar mulai dari dasar
branding, teknik desain kemasan, strategi pemasaran digital, hingga pembuatan
konten promosi yang menarik.
“Marketing
adalah usaha memperkenalkan produk agar memenuhi kebutuhan pelanggan. Saat ini
pasar sudah bergeser dari offline ke online, dan kuncinya di digital marketing
adalah bagaimana menciptakan viral yang berujung pada pembelian. Marketing
harus konsisten, karena tanpa keputusan nyata, ilmu yang dipelajari tidak akan
menghasilkan.” jelas Triana.
MEMBANGUN
JIWA KEWIRAUSAHAAN
Selain
menambah wawasan, pelatihan ini juga mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan di
kalangan ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna. Peserta diajak merancang
strategi pemasaran secara digital, membuat konten foto atau video, hingga
memposisikan merek agar memiliki nilai jual tinggi.
Eco
Bhinneka sebagai inisiator menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai
keberagaman sosial, kolaborasi lintas generasi, dan keberlanjutan lingkungan
dalam pengembangan ekonomi lokal. Dengan pendekatan partisipatif, pelatihan ini
diharapkan menjadi jembatan menuju kemandirian ekonomi keluarga dan komunitas
yang tangguh, adaptif, dan ramah lingkungan.
HARAPAN
KE DEPAN
Melalui
pelatihan ini, peserta diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan daya tarik
produk lokal, tetapi juga dapat memasarkan secara lebih luas melalui platform
digital.
“Workshop
kali ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan sebelumnya tentang pembuatan
sabun dan lilin dari minyak jelantah. Hari ini kami menekankan bagaimana
memanfaatkan era digital untuk memasarkan produk tersebut agar punya nilai
lebih.” ungkap Patra Manggala Bima, Focal
Point SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah Surakarta.
.jpeg)
