Gemarnews.com, Pidie Jaya – Di tengah duka akibat banjir bandang yang melanda Pidie Jaya, tawa anak-anak kembali terdengar di Meunasah Krueng, Desa Manyang Cut, Meureudu, Minggu (7/12/2025).
Mobil Dukungan Psikososial dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bekerja sama dengan Save The Children dan Yayasan Geutanyoe hadir membawa harapan baru.
Posko pengungsian berubah menjadi ruang bermain, belajar, dan bersenda gurau. Anak-anak antusias menyambut Mobil KomdigiPeduli, menunggu giliran mendapat buku tulis, crayon, hingga makanan ringan sembari mengikuti sesi bermain kelompok. “Semoga sedikit kontribusi kecil yang kami lakukan ini bisa mengurangi beban saudara-saudara kita di sini,” ujar Aysah, relawan dari Yayasan Geutanyoe.
Ghina, siswi kelas 6 SDN 06 Meureudu, mengaku paling suka menggambar. “Seru. Bisa bermain sama teman-teman. Aku suka gambar rumah dan truk,” katanya sembari memamerkan hasil karyanya. Raffi, peserta "Tim Naga Berlian", larut dalam permainan mewarnai. Sementara Adiba, siswi kelas 2 SD, merasa sangat bahagia bisa bermain dan belajar bersama teman-teman.
Dalam sesi mendongeng, relawan menampilkan tokoh persahabatan yang disambut gelak tawa anak-anak. Kegiatan dilanjutkan dengan mewarnai bersama, menggambar, dan permainan kelompok sebagai cara ampuh meredakan kecemasan.
Aysah mengatakan pendampingan psikososial adalah kunci pemulihan anak-anak di masa bencana. “Kegiatan ini kami lakukan untuk membantu mengurangi trauma yang dialami anak-anak. Dengan aktivitas seperti ini, mereka kembali merasa aman dan tidak sendirian,” ungkapnya.
Pendampingan psikososial juga dimaksudkan untuk menanamkan nilai resiliensi agar dampak psikologis bencana tidak berlarut pada anak, sejalan dengan penerapan PP Nomor 17 Tahun 2025 (PP Tunas) yang menekankan pelindungan anak dari risiko digital.
Mobil layanan psikososial ini bukan hanya wadah bermain, tetapi juga bagian dari upaya pemerintah memastikan anak-anak tetap mendapatkan tuturnya.