Notification

×

Iklan ok

Alue Jeureujak: semoga akal sehat Aparatur Gampong tidak rusak lagi

Senin, 19 Juli 2021 | 22.26 WIB Last Updated 2021-07-19T15:26:41Z
Alue Jeureujak: semoga akal sehat Aparatur Gampong tidak rusak lagi


Dok.foto Penulis : Nurul Aini Suid 


GEMARNEWS.COM -  …Bila rakyat berani mengeluh itu artinya sudah gasat
apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan.

dituduh subversif dan mengganggu keamanan , maka hanya ada satu kata: lawan!..

gampong merupakan pemerintahan kecil menurut tingkatannya. sistem pemerintahan yang baik dan benar harus diwujudkan oleh keucik selaku pimpinan gampong. ini seharusnya sesuai dengan semangat reformasi birokrasi. namun demikian, yang terjadi di gampong alue jeureujak selama ini tidak sesuai, dikarenakan akal sehat aparatur desa “rusak”. bukan tanpa alasan pelaksanaan pemprograman sering kali dilakukan tanpa adanya pembinaan, pengawasan, serta proses pelaksanaan. 

mei 2021, acara pelantikan 100 pj keucik diseluruh kecamatan di aceh barat daya dilakukan, tanda berakhirnya masa jabatan keucik selama 8 tahun lamanya, termasuk di gampong saya sendiri alue jeureujak. dalam acara itu amrizal s.sos berharap agar kedepannya pj keucik bisa melaksanakan program pemerintahan dan bisa merangkul semua anggota masyarakat agar terlaksananya pembangunan gampong seperti yang diharapkan, ditambah lagi keucik harus bisa mengayomi masyarakatnya. warga gampong alue jeureujak ketika mendengar kabar itu ada rasa lega yang begitu besar, hal ini tentu karena adanya keresahan didalam masyarakat yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

transparasi dana desa
dana desa merupakan dana yang berasal dari belanja dana desa merupakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat sudah hal yang lumrah ketika kita mendengar berita tentang ketidak-transparasi dana desa. kenapa dana desa selalu di pertanyakan? karena anggaran miliyaran itu sering kali tidak tampak dalam perwujudannya.

Penggalan puisi wiji tukhul tersebut berisi tentang “kewaspadaan” yang memimpin terhadap yang dipimpin, karena jika yang dipimpin sudah “berbisik-bisik” maka system pemerintahan sedang tidak baik-baik saja. masa lalu adalah guru nomor satu untuk dijadikan pedoman. tanpa adanya masa lalu kita tidak akan bisa bergerak lebih maju. 

masyarakat sebagai subjek penggerak?
sistem pemerintahan gampong saat ini berbeda dengan zaman dulu, yang warganya menjadi objek pembangunan. namun saat ini, agar terlaksananya program dari sebuah gampong maka yang menggerakkan nya adalah masyarakat itu sendiri, dengan dilakukannya pendampingan utuh, hal ini sesuai dengan uu no.6 tahun 2014. bukan hanya menyediakan “alat” untuk kemandirian warga tapi lebih dari itu pendampingan secara utuh dan lengkap perlu dilihat ulang. kenapa ini perlu dilakukan? karena warga adalah “subjek” penggerak.
sistem demokrasi kemana?  

miris memang jika warga gampong terlalu bungkam ketika melihat fenomena dimana dinegara yang katanya demokrasi tidak berjalan system demokrasi, ataukah kita jangan menyalahkan warga karena memang notabene warga gampong identic dengan “kedunguan”, perlukah kita menyalahkan keucik selaku pemimpin dengan syarat harus s1 tidak paham dengan system demokrasi?. system kepemimpinan yang absolut, keluarga menjadi tonggak “peng griek”, yang bukan keluarga juga bisa bergabung, syaratnya cukup mau berkolaborasi saja, dan menjadi “bisu”.

jika ditanya mahasiswa gampong kemana? mahasiswa nya sering berkelana, tidak peka, tidak mau tahu urusan tanah airnya, terkesan tidak kompak, dan jumlahnya bisa di hitung, segelintir orang memang. melalui tulisan ini, penulis yang merupakan seorang mahasiwa berharap kedepannya lagu-lagu mahasiswa, sumpah mahasiwa yang pernah diikrarkan dulu ketika menjadi maba dipraktikkan. namun segelintir mahasiswa, seharusnya bukan menjadi persoalan, disitu letak kekuatan jika disatukan.

oleh karena itu, focus tulisan ini adalah harapan banyak warga tentang “akal sehat” pemimpin serta aparatur gampong berikutnya, karena pemimpin yang baik akan melahirkan masyarakat yang berkualitas dan bermartabat.


Penulis : Nurul Aini Suid, Mahasiswa prodi Sosiologi Agama, UIN AR-RANIRY Banda Aceh , warga gampong Alue Jeureujak.
×
Berita Terbaru Update