GEMARNEWS.COM, BENER
MERIAH – bersumber dari KBRN, Aktivitas Gunung Api Burni Telong di Kabupaten
Bener Meriah menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi
Kementerian ESDM mencatat peningkatan kegempaan yang semakin intensif dan
dangkal di gunung api tersebut.
Ketua Tim
Pengamatan Gunung Api PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari, dalam wawancara
bersama RRI Banda Aceh, Senin (16/12/2025), menjelaskan bahwa status aktivitas
Gunung Burni Telong saat ini berada pada Level II atau Waspada sejak 25
November 2025.
“Burni
Telong di Bener Meriah masih berada pada Level II atau Waspada. Status ini
dinaikkan dari normal sejak 25 November karena adanya peningkatan aktivitas
gunung api yang diikuti beberapa kali gempa tektonik,” ujarnya.
Peningkatan
status tersebut dipicu oleh gempa tektonik berkekuatan magnitudo 4,3 yang
terjadi pada 25 November 2025. Pasca kejadian itu, aktivitas kegempaan di
sekitar Gunung Burni Telong tercatat meningkat secara signifikan.
Heruningtyas
menyebutkan, dalam periode 1 hingga 14 Desember 2025, tercatat sebanyak 58 kali
gempa tektonik, 322 gempa vulkanik dalam, serta gempa vulkanik dangkal yang
rata-rata mencapai 23 kejadian per hari. Padahal, dalam kondisi normal, kegempaan
Gunung Burni Telong hanya berkisar 1 hingga 2 kali per hari.
“Jumlah ini
tergolong besar. Kegempaannya naik tajam, meskipun secara visual belum teramati
perubahan yang signifikan,” jelasnya.
Dari hasil
pemantauan visual, PVMBG belum mendeteksi perubahan mencolok di tubuh gunung.
Namun pihaknya terus melakukan pemantauan jika ada tanda-tanda kemunculan
asap di area puncak serta kemunculan air panas di beberapa titik sekitar
gunung.
Heruningtyas
juga mengungkapkan bahwa Gunung Burni Telong terakhir kali mengalami erupsi
sekitar 101 tahun lalu, sehingga tergolong gunung api dengan periode istirahat
panjang. "Jika terjadi erupsi kembali, dibutuhkan akumulasi energi yang
cukup besar,' sebutnya.
“Kami terus
melakukan pemantauan secara intensif, terutama terkait kemungkinan peralihan
jenis gempa menjadi gempa berfrekuensi rendah yang bergerak menuju permukaan.
Jika indikasi tersebut semakin kuat, tidak menutup kemungkinan status aktivitas
gunung akan kembali dinaikkan,” tegasnya.
PVMBG
mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Burni Telong untuk tetap tenang,
meningkatkan kewaspadaan, serta mengikuti rekomendasi resmi dari pihak
berwenang terkait aktivitas gunung api tersebut.
Staf Ahli Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah Agusnaidi B, dalam rilis
menyampaikan “Gempa bumi dan letusan gunung berapi
utamanya disebabkan oleh pergerakan
lempeng tektonik Bumi, di mana pertemuan lempeng-lempeng besar melepaskan energi
besar, memicu getaran (gempa tektonik) atau mendorong magma ke permukaan
(gunung meletus).
Agusnaidi
B berharap ketika terjadi gempa dan gunung
meletus adalah keselamatan diri dan orang-orang di sekitar. Antisipasi yang
tepat sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. (tim liputan)
