Notification

×

Iklan ok

Yakorbis , CENTRIEFP dan FEBI UIN Ar-Raniry Laksanakan Webinar : Halal Tourism and Islamic Finance in Aceh Province

Selasa, 14 Desember 2021 | 18.02 WIB Last Updated 2021-12-14T11:02:47Z
Dok.foto : Webinar Nasional bersama Yakorbis , CENTRIEFP dan FEBI UIN Ar-Raniry.



GEMARNEWS.COM , BANDA ACEH -
Acara yang dikemas secara virtual berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 11 Desember 2021 sejak pukul 10.30 hingga pukul 12.30 dihadiri oleh pemateri dan moderator yaitu Afdhal Aliasar (Direktur Industri Produk Halal KNEKS), Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Utama BSI), H. Sudirman (Anggota DPR RI), Raja Masbar (Ketua Pengawas Yakorbis / Profesor FEB USK), Zaki Fuad (Dekan FEBI UIN Ar-Raniry Banda Aceh / Anggota Dewan Syariah Aceh),Ismail (Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata & Kelembagaan Disbudpar Aceh), Marhaban (Kabid Legal dan Kebijakan Div. Pembiayaan Bank Aceh Syariah), Sandra Parulian (CEO Yakorbis) dan Hafas Furqani (Wakil Dekan I FEBI UIN Ar-Raniry / Direktur CENTRIEFP) dan dihadiri oleh pemateri yang tersebesar dari berbagai wilayah di Kabupaten dan Kota di Aceh.


Raja Masbar dalam sambutannya menyatakan bahwa tujuan dari acara ini adalah sebagai sosialisai dan dukungan terhadap implementasi dari Qanun Aceh tentang Lembaga Keuangan Syariah. Disamping itu, perkembangan dan kemajuan wisata halal di Aceh perlu dukungan maksimal dari seluruh stake holder. Tidak dapat kita pungkiri begitu banyak PR besar kita dalam mengembangkan wisata halal dan keuangan syariah di Aceh, mulai dari infrastruktur, ekosistem, layanan pelanggan, sitem, birokrasi maupun faktor-faktor lain yang harus kita perbaiki dan membutuhkan peran kita bersama-sama.

Zaki Fuad menyampaikan agar adanya kemajuan pariwisata aceh dengan dukungan dari lembaga keuangan syariah sehingga aplikasi pelaksanaan syariah islam secara kaffah dapat diaplikasikan bukan hanya sebatas retorika. Dengan acara ini diharapkan agar pelaku bisnis dapat menciptakan altertanif-alternatif usaha dan produk. 

Afdhal Aliasar dalam paparannya menyampaikan tentang halal value chain, pariwisata religi oleh karena itu kita melihat ramah muslim, bagaimana wisatawan baik dari dalam maupun dan luar negri, wisata religi ini sangat baik, tapi tidak semua daerah di aceh bisa memberi pelayanan religi pada konsumen wisata religi, oleh karena itu kita perlu melihat kerangka yang luas lagi yaitu pariwisata ramah muslim, bagaimana jika seandainya wisatawan yang datang tadi bisa mendaptakan pengalaman pawrisata pada umummya nmun pada sat bersama juga mereka sebagai konsumen muslim mendapatakan makanan halal, melaksanakan ibadah, itu tidak ketinggalan, sederhana sebenarnya, karena ini adalah extended service. Pariwisata ramah muslim juga dapat digunakan oleh non muslim dengan mengikuti kearifan lokal yang ada.

Selanjutnya Bapak Afdhal Aliasar menyampaikan bahwa salah satu produk yang dapat dikembangkan dalam pariwisata aceh adalah kopi. pariwisata merupakan sektor yang dapat menggerakkan perkembangan sektor lainnya. Harus kita kenalkan apa yang ada di Aceh, kita speak up, buat kegiatan yang lebih banyak di Aceh ajak para wisatawan internasional untuk datang, berseminar, berkonference, mengadakan penelitian, mengadakan pertemuan di Aceh, ini akan menjadi satu hal yang sangat baik untuk pengembangan pariwisata. Pemerintah perlu membuka penerbangan langsung.

Ismail menyampaikan tentang pengembangan pariwisata halal yang telah dilakukan oleh pemerintah aceh. Aceh masuk dalam 2 besar pengembangan wisata halal indonesia pada tahung 2019, yang melupti kemudahan akses, komunikasi, lingkungan, dan juga layanan. Aceh mendapatkan 3 Penghargaan ”Halal Tourism Indonesia” 1. Aceh; Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik; 2. Bandara SIM; Airport Ramah Muslim Terbaik; 3. Masjid Bairurrahman; Daya Tarik Wisata Terbaik. ceh sebagai Destinasi Wisata Halal unggulan akan menjadi pilihan destinasi utama bagi wisatawan. 

Pemerintah Aceh menjalankan strategi destinasi pariwisata halal yaitu:Penyusunan Roadmap Pengembangan Destinasi Wisata Halal; Pembentukan Tim Percepatan Wisata Halal; Perumusan Kriteria Wisata Halal (Restoran, Hotel, Paket Wisata); Branding Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal; Logo Halal, Sosialisasi Wisata Halal; Standarisasi & Sertifikasi Usaha Pariwisata Halal; Anugerah, Penyiapan Destinasi Wisata Halal: 3A; Penyiapan SDM Pelaku Wisata Halal; Promosi Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal

Anggota DPD RI Asal Pemilihan Aceh , Haji Sudirman dalam pemaparannya, bahwa DPD RI menyoroti tentang: upaya sosialisasi, upaya pelayanan dan upaya kemitraan dari Lembaga Keuangan Syariah di Aceh. Perbankan syariah perlu meningkatkan sosialisai kepada masyarakat tentang produk-produk yang ada, tidak bisa berdiri secara parsial antara pemerintah dan Bank Syariah, perlu dibuatkan MOU antara Pemerintah Aceh dan Perbankan Syariah dalam sosialisasi perbankan syariah. 

Perbankan syariah perlu memberikan pelayanan kepada masyarakat dan UMKM dalam mendapatkan kemudahan dengan hadirnya perbankan syariah. Perbankan Syariah perlu meningkatkan pelayanan, seperti adanya layanan setor tunai dan juga ATM tidak kosong, sehingga bisa dipercaya dan mampu bersaing. Inovasi dalam pelayanan juga diperlukan, seperti menambah jam layanan operasional. Kemitraan bank syariah harus hadir dalam berbagai usaha masyarakat. 

Dalam perspektif wisata halal, perlu ditekankan bagaimana dalam proses hingga penyajian produk yang ada di Aceh bisa dilakukan secara suci, sesuai dengan kaidah dalam islam, seperti menyuci ikan secara syari, suci dan Halal. Upaya kemitraan juga oleh dinas pariwisata, dinas peindusrian dan instansi yang lain, sehingga potensi halal tourism ini dapat kita optimalkan. Program kongkrit dari pemerintah juga harus ada dalam pengembangan wisata halal, harus ada penanggaran yang cukup dari Pemerintah Aceh untuk melaksanakan program-program pariwisata halal. Izin untuk pelaku usaha juga dipermudah. Kemudian Promosi dan kampanye wisata halal Aceh di Luar masih belum maksimal.

Bapak Adiwarman A Karim menyampaikan dalam paparannya tentang posisi strategis aceh yang kurang disadari aceh,Aceh selalu jadi pioner, seperti konversi Bank Aceh menjadi Bank Syariah, penerapan Layanan Syariah BPJS dan Tapera. Ekonomi halal, hanya ada 2 provinsi yang masih ramai walau sudah malam, di Aceh dan Bali, sehingga waktu yang dihabiskan oleh turis lebih panjang di Aceh jika dibandingkan dengan daerah lain, orang merasa aman dan nyaman malam-malam keluar ketempat wisata. Aceh punya keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lain yaitu kecirian islamannya, ini harus dikemas sehingga kita bisa mengangkat aceh dalam hal keunikan destinasi wisata. 

Selanjutnya Bapak Adiwarman A Karim menyebutkan bahwa tidak ada keberhasilan yang dicapai tanpa kerja keras, tanpa kesungguhan. Kesungguhan dalam ikhtiar mengangkat harkat dan martabat umat islam dan ekonomi islam di indonesia. Usaha kita, keikhlasan kita adalah untuk mengharapkan datangnya pertolongan Allah. Dalam keikhlasan kita itu, kita selalu melakukan kebaikan-kebaikan, kita tidak mengharapkan kebaikan-kebaikan kita itu akan dibalas oleh orang lain di dunia, dan tidaklah kebaikan akan dibalas juga dengan kebaikan oleh Allah swt.

Bapak Marhaban menyampaikan tentang peran Bank Aceh Syariah dalam mengembangkan pariwisata halal di provinsi aceh, yaitu dalam hal pengembangan CSR dan Bina Lingkunga Hidup yang meliputi pembangunan toilet umum di lokasi wisata, pembangunan tugu icon di Kabupaten/Kota, halte di kabupaten/kota, renovasi mesjid sebagai destinasi wisata halal, kemitraan dengan pelaku wisata halal di aceh. Peran dalam sektor funding dan layanan dan juga peran dalam sektor financing seperti pembiayaan produktif, pembiayaan umkm, inovasi produk pby sektor UMKM dan mitra pemerintah untuk pembiayaan PEN Covid19. 

Selanjutnya Bapak Marhaban menyebutkan bahwa tantangan pengembangan perbankan syariah di aceh cukup besar, meliputi edukasi, peningkatan kompetensi, pengembangan produk, penguatan modal dan pengembangan teknologi informasi.

Pemateri terakhir Bapak Sandra Parulian menyampaikan bahwa provinsi aceh juara umum anugerah pesona indonesia (API) tahun 2021 memenangkan 7 dari 18 kategori perlombaan. gampong (Desa) nusa di kecamatan lhoknga, kabupaten aceh besar, meraih juara pertama kategori homestay pada ajang anugerah desa wisata indonesia (ADWI) 2021. Qanun lembaga keuangan syariah di aceh berimbas pada layanan keuangan syariah di aceh market share perbankan syariah per maret 2019 5,94% menjadi 6,52% pada september 2021. 

Bapak Sandra Parulian menyampaikan bahwa wisata halal dan keuangan islam sebagai Competitive Advantage Aceh , inovasi dan kreativitas adalah faktor kunci, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi berbagai pihak dan dalam pengambilan kebijakan wisata halal dan keuangan syariah di indonesia, aceh perlu dilibatkan.

Resume yang disampaikan  Hafas Furqani sebagai Moderator menitik beratkan pada Aceh ke Depan akan fokus pada pengembangan halal tourism, ini bagian dari implementasi penerapan syariat islam secara Kaffah, Aceh diharapkan menjadi Center atau Hub dari pusat pengembangan Wisata Halal nasional. UMKM perlu ada intervensi atau perhatian yang khusus, dimana lebih difokuskan kepada Feasibility usaha bukan hanya pada bankablenya semata, ketika usahanya ada potensi untuk berkembang dan memilki kemampuan untuk membayar angsuran dapat diberikan pembiayaan. Disinilah letak keberpihakan Lembaga Keuangan Syariah pada UMKM untuk bangkit. Karena UMKM juga berperan dalam pengembangan halal tourism. 

Penutupan kegiatan dilakukan Zaki Fuad yang khusus merekomendasika adanya sinergi antara berbagai pihak dalam memajukan potensi Aceh, hal ini dilakukan dengan membentuk Desk Bersama yang Leading sektornya dipihak pemerintah dan beranggotakan pihak-pihak terkait.

Wartawan : ISKANDAR 
×
Berita Terbaru Update