Notification

×

Iklan ok

Syariat Puasa Asyura Bagi Umat Islam dan Sejarahnya

Jumat, 28 Juli 2023 | 20.09 WIB Last Updated 2023-07-28T13:09:56Z
Dok.foto : Afrizal Refo, MA 

GEMARNEWS.COM  , OPINI - Umat islam sudah memasuki bulan Muharram di tahun 1445 hijriyah. Muharram merupakan bulan pertama dari tahun Hijriah. Muharram menjadi salah satu bulan yang istimewa dan dimuliakan oleh Allah Swt. Di bulan Muharram ini, ada salah satu amal ibadah sunnah yang dinantikan umat Islam.

Ibadah sunnah itu adalah puasa Asyura. Puasa sunnah ini dilakukan pada 10 Muharram. Dalam sabdanya, Rasululullah SAW berkata:

“Sesungguhnya hari Asyura adalah hari-hari Allah, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu, dan barang siapa yang tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya”. (shahih muslim No. 1901).

Asal Mula Dianjurkan Puasa Asyura
Dijelaskan oleh Ibnu Abbas RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim, mengenai pertemuan Rasulullah SAW dengan orang Yahudi yang menjalankan puasa Asyura saat berada di Madinah.

Rasulullah bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Lantas mereka menjawab demikian.

"Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah'. Nabi bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka'. Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga."

Dalam riwayat lainnya diceritakan bahwa Abdullah Ibn Umar radliyahu ‘anhu berkata: “Bahwa orang-orang jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari Asyura. Dan bahwa nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin juga berpuasa pada hari itu sebelum diwajibkan puasa Ramadhan.”

Namun untuk membedakan dengan Yahudi yang juga puasa di hari Asyura, Nabi mengajarkan umatnya untuk berpuasa di tanggal 9 Muharram. Puasa ini disebut dengan puasa Tasua.

Suatu hari, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat berpuasa di hari Asyura pada 10 Muharram. Namun, sahabat menjawab hari itu bertepatan dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana dikutip dari kitab Riyadhus Sholihin: "Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Seandainya aku masih hidup hingga tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram, yakni puasa Tasu'a." (HR. Muslim).

Tujuan dari puasa Tasu'a itu adalah untuk menyelisihi puasa di hari Asyura yang dilakukan oleh orang Yahudi. Namun, belum sampai datang tahun berikutnya, Rasulullah SAW sudah menghadap ajalnya. Karena itulah, dua hari itu pada hari kesembilan dan kesepuluh termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.

 Keutamaan Melaksanakan Puasa Asyura
1. Menghapus dosa selama 1 tahun.
Abu Qatadah berkata, bahwasanya Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura beliau menjawab: “Menebus dosa setahun yang lalu”. (HR Muslim)

2. Merupakan puasa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan.
Suatu hari Abu Hurairah bertutur, Rasulullah SAW ditanya: “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?” nabi bersabda: “Yaitu shalat di tengah malam.” Mereka bertanya lagi: “Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Nabi bersabda: “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim Abu Daud).

Adapun hadis lainnya Rasulullah bersabda:

شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ

"Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah sholat malam," (HR. Muslim).

3. Melaksanakan Sunnah.
Adapun puasa asyura merupakan puasa sunnah yang dimana rasul menganjurkan puasa tersebut dan Allah SWT mencintai hambanya yang juga mengikuti perilaku dari Nabi Muhammad SAW.

4. Mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Melakukan puasa sunnah merupakan salah satu cara juga untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan segala hal yang kita lakukan karena Allah tentunya Allah akan mendapatkan tempat yang terbaik di surga.

Itulah beberapa keutamaan seputar puasa di bulan Muharram yang wajib diketahui umat Islam. Pastikan kita selalu berbuat kebaikan agar bulan Muharram menjadi bulan ladang pahala, salah satunya dengan bersedekah.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan diberikan pahala yang berlipat ganda. Aamiiin.

Penulis : Afrizal Refo, MA 
Sekjen Dewan Da'wah Kota Langsa
Wakil Ketua Parmusi Kota Langsa
Ketua Komunitas Generasi Rabbani Kota Langsa
Dai Parmusi Kota Langsa 
×
Berita Terbaru Update