GEMARNEWS.COM, BANDA ACEH - Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (MPW Pemuda ICMI) Aceh akan menggelar Seminar Cendekiawan bertajuk “Akselarasi Pengembangan Sektor Migas dan Pertambangan Aceh, Menuju Tata Kelola Berkelanjutan dan Kesejahteraan Masyarakat”.
Kegiatan seminar ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada 21 Juni 2025. Menurut Ketua Panitia, Dr. Ir. Saisa Ahmad, ST., MT kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun pemikiran kolektif para cendekiawan Aceh terkait pemanfaatan sumberdaya alam Aceh khususnya sektor tambang dan migas.
“Kami sudah mengundang sejumlah narasumber yang relevan dengan topik seminar seperti Kepala BPMA, Ketua ICMI Aceh, Rektor USK, Rektor UIN Ar-Raniry, Kepala Dinas ESDM Aceh, dan Kepala Bappeda Aceh”, ungkap Saisa.
Selain itu menurut Saisa, pihaknya juga mengundang 3 invited Speakers dari kalangan perusahaan yang bergerak di bidang tersebut seperti pimpinan PT. Pema Global Energi, PT Medco E&P Malaka, dan Mubadala Energi.
Untuk peserta, kami telah mengundang 300 para cendekiawan yang terdiri-dari para akademisi, praktisi, aktivis sosial kemasyarakatan, LSM, Lembaga Kemahasiswaan, serta tokoh masyarakat/adat dan ulama Aceh, ujar Dosen Serambi Mekah tersebut.
Saisa juga menambahkan bahwa sebagai pemantik diskusi, panitia sudah menyurati pihak Kementerian ESDM RI, semoga pak Menteri Bahlil memiliki kelapangan waktu untuk mengisi sesi Keynote Speakers.
“Insya Allah acara ini akan dibuka oleh Pemerintah Aceh, mengingat pentingnya kontribusi pemikiran yang akan dihimpun melalui kegiatan ini”, pungkas Saisa.
Sementara itu Ketua MPW Pemuda ICMI Aceh, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kontribusi aktif Pemuda ICMI Aceh dalam mendukung langkah-langkah strategis pembangunan berbasis kesejahteraan masyarakat oleh Pemerintah Aceh sebagaimana pernah disampaikan melalui audiensi bersama Pemerintah Aceh yang diterima langsung oleh Plt. Sekda Aceh, Muhammad Nasir, S.IP., MAP beberapa waktu yang lalu.
Yasar menyampaikan bahwa kita semua tahu betapa kayanya sumber daya alam Aceh ini dan kita punya pengalaman kurang memuaskan dengan era Arun yang kita pandang gagal menyejahterakan masyarakat. “Nah dengan pengalaman tersebut, kita harus lebih sigap dan cakap mengelola sumber daya tersebut di masa depan. Persiapannya harus lebih matang, SDMnya harus lebih siap, sehingga pengelolaan dapat dilakukan dengan prinsip kebijakan yang berkebajikan.( * )