Notification

×

Eco Bhinneka Manfaatkan Limbah Kulit Buah Naga untuk Ciptakan Produk Berkelanjutan

Senin, 29 September 2025 | 15.10 WIB Last Updated 2025-09-29T08:10:04Z


 

GEMARNEWS.COM, BANYUWANGI - SMILE Eco Bhinneka menggelar Pelatihan Membuat Selai dari Kulit dan Daging Buah Naga untuk organisasi lintas iman di Dusun Sumberjambe. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Dusun Sumberjambe, Desa Bangorejo, Kecamatan Bangorejo, pada Ahad (27/9/2025). 


Sebagaimana visi dari Eco Bhinneka yakni merawat kerukunan dengan semangat kebhinekaan, maka pada kegiatan ini melibatkan berbagai organisasi lintas iman antara lain AMONG (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan), Pemuda Katolik, Pemuda Kristen, Pemuda Muhammadiyah Cabang Bangorejo, Nasyiatul Aisyiyah Ranting Sumberjambe, Aisyiyah, PKK Temurejo, Fatayat, WHDI, dan Peradah.


Pelatihan ini digagas dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi buah naga yang begitu melimpah di wilayah Banyuwangi selatan, khususnya di kawasan Dusun Sumberjambe. Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, warga Sumberjambe diharapkan tidak hanya berhenti di kebun tanam-menanam semata, akan tetapi masyarakat setempat diharapkan mampu mengolah sumber daya yakni buah naga menjadi berbagai produk yang inovatif dan bernilai ekonomi tinggi. 


Selama ini, limbah kulit sering kali dibuang sia-sia, padahal jika diolah dengan benar maka limbah tersebut dapat menjadi produk sehat bernilai jual tinggi. UMKM Center, Nina Rosita yang hadir sebagai fasilitator memandu peserta membuat selai secara langsung, mulai dari proses pembersihan kulit buah naga hingga pengemasan produk. Hasilnya, peserta tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga inspirasi untuk mengembangkan usaha rumahan ramah lingkungan.





Adapun bahan yang diperlukan untuk membuat selai kulit dan daging buah naga antara lain, 3.5kg daging buah naga, 1.5kg kulit buah naga, 800g gula pasir, 2 ruas jari kayu manis untuk menambah aroma, dan 4 sdm air perasan jeruk nipis unntuk menambah citarasa. 


Peserta pelatihan mengikuti serangkaian praktik langsung pembuatan selai kulit dan daging buah naga dengan sangat antusias. Mereka sangat aktif bertanya kepada pemateri, menyimak penjelasan pemateri, membantu membuat selai sesuai arahan pemateri, belajar bagaimana membuat label produk, bahkan mencicip hasil selai yang baru saja dibuat dengan sangat ceria. 


Wahyu Widya Wati selaku peserta pelatihan menyampaikan testimoni saat mencicipi selai yang baru saja mereka buat bersama-sama. “Ini yang masih fresh, masih ada gumpalan buah naga. Enak sekali selainya, tidak terlalu manis, sepertinya cocok buat yang lagi diet”.

“Rasanya sungguh luar biasa, dengan tekstur selainya dicampur jadi satu dengan roti, rasanya sangat mantap, very good, jos gandos  ”, Abel Widi Astuti menambahkan


Kegiatan ini pun sejalan dengan upaya mendorong kreativitas lokal dan pemberdayaan masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi pertanian yang melimpah, generasi muda diharapkan mampu melahirkan inovasi yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan lingkungan.


“Selama ini kulit buah naga jarang dimanfaatkan, kebanyakan langsung dibuang. Padahal kalau diolah bisa menjadi selai dengan cita rasa khas sekaligus sehat. Ini bisa menjadi peluang usaha baru bagi warga. Setelah pelatihan ini, kami berharap masyarakat bisa lebih kreatif dalam mengolah hasil pertanian lokal. Kulit buah naga yang semula dianggap sampah ternyata bisa diubah menjadi produk yang sehat dan bernilai ekonomi” ujar Nina Rosita, pemateri pelatihan pembuatan selai kulit dan daging buah naga. (Novia Isfa Devi/red)

Gemar Sport

Artikel Pilihan

×
Berita Terbaru Update