Jejak Langkah Pemuda: Tatarstan, Indonesia, dan Festival Pemuda Dunia ( World Youth Forum 2025 Rusia )
GEMARNEWS.COM, RUSIA - Ada momen
ketika sejarah kecil seorang pemuda terhubung dengan sejarah besar dunia. Di
bulan September ini, Nizhny Novgorod menjadi saksi pertemuan ribuan anak muda
dari berbagai belahan bumi dalam Festival Pemuda Dunia 2025. Sebuah panggung
internasional tempat gagasan, mimpi, dan persahabatan lintas bangsa bertemu
untuk satu tujuan: membangun masa depan yang lebih baik.
Dari
Tatarstan, 29 pemuda terbaik berangkat setelah melalui seleksi ketat. Mereka
datang bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai simbol harapan: ilmuwan
muda, wirausahawan, desainer, atlet, jurnalis, dan pengembang yang berani
melangkah membawa kisah masing-masing.
Menteri
Pemuda Tatarstan, Rinat Sadykov, dengan bangga melepas mereka sambil berpesan
agar terus aktif, percaya diri, dan membawa nama baik tanah kelahiran.
Namun,
cerita festival ini tidak hanya tentang Tatarstan. Ada kisah dari
Nusantara—dari Aceh, Indonesia—yang ikut mewarnai pertemuan besar ini. Dialah
Mohammad Adzannie Bessania Raviq, mahasiswa S2 Pascasarjana Magister
Biologi/Mikrobiologi di Kazan Federal University, Rusia. Di tanah asing, ia
meniti ilmu yang akan menjadi bekal bagi masa depan. Kehadirannya di festival
ini bukan sekadar representasi personal, melainkan juga wajah Indonesia yang
ramah, cerdas, dan siap bekerja sama dengan dunia.
Ketika
ditanya tentang motivasinya, Adzannie dengan mata berbinar berkata:
“Saya
percaya bahwa pemuda bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga penggerak
perubahan. Dengan hadir di Festival Pemuda Dunia, saya ingin menunjukkan bahwa
Indonesia siap berbagi gagasan, budaya, dan semangat kolaborasi. Ini kesempatan
untuk belajar dari dunia, sekaligus memperkenalkan Aceh dan Indonesia ke
panggung internasional.”
Festival
Pemuda Dunia ini lebih dari sekadar acara. Ia adalah ruang di mana perbedaan
menjadi kekuatan, di mana dialog menjadi jembatan, dan di mana kreativitas
menjelma solusi nyata atas tantangan global. Dari ruang diskusi, pameran
budaya, hingga kolaborasi teknologi, setiap detik pertemuan menjadi titik temu
ide-ide segar.
Bagi
Indonesia, partisipasi pemuda seperti Adzannie adalah pengingat bahwa kita
tidak boleh berhenti bermimpi besar. Bahwa dari ujung Aceh, dari sudut-sudut
kecil negeri, lahir generasi yang mampu menembus batas, duduk sejajar, bahkan
memimpin percakapan global.
Festival ini
akan berakhir pada 21 September 2025, tetapi percakapan dan persahabatan yang
lahir darinya akan terus hidup. Karena sejatinya, masa depan dunia ada di
tangan mereka yang berani berkolaborasi lintas budaya dan bangsa.
Pengirim: Mohammad Adzannie Bessania Raviq (Rusia)
Editor : Agusnaidi B