Dengan semangat kebhinnekaan, kegiatan ini bertujuan mendorong generasi muda berinovasi dalam pelestarian hikayat Aceh, sehingga memiliki inisiatif untuk memajukan warisan budaya ini. Tema kegiatan ini adalah memperkuat kreativitas kader hikayat Aceh melalui pemanfaatan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat. Penutur hikayat merupakan pemuda yang berusia 16-30 tahun.
Pelaksana kegiatan, Mahlianurrahman, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendokumentasikan penuturan hikayat Aceh sehingga warisan budaya ini dapat terjaga dan dikenalkan pada generasi muda.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda tentang hikayat Aceh, serta mendorong partisipasi aktif dalam pelestariannya," tambahnya.
Beberapa hikayat telah berhasil dituturkan dan didokumentasikan, termasuk hikayat yang berkaitan dengan Teuku Markam, Teuku Umar, Cut Meutia, Laksamana Malahayati, dan kisah-kisah lainnya. Penutur hikayat telah dilatih sebelumnya selama 13 hari untuk memastikan kualitas penuturan yang baik.
Seluruh rangkaian kegiatan ini difasilitasi oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen. pungkasnya.