Notification

×

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Tengah Hidupkan Kembali Tradisi Literasi

Jumat, 31 Oktober 2025 | 07.22 WIB Last Updated 2025-10-31T00:22:48Z


Haikal dan Azizathul Dinobatkan Jadi Raja dan Ratu Baca 2025 (ist)

 

GEMARNEWS.COM, TAKENGON  - Semangat literasi kembali bergema di Kabupaten Aceh Tengah. Melalui kegiatan Penobatan Raja dan Ratu Baca Tahun 2025, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan setempat menghidupkan kembali tradisi membaca dan budaya literasi yang selama ini menjadi fondasi kecerdasan masyarakat Gayo.


Kegiatan yang digelar di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Tengah pada Rabu (29/10/2025) ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Zulfan Diara Gayo, ST. Dalam sambutannya, Zulfan Diara Gayo menegaskan bahwa membaca bukan hanya kegiatan intelektual, melainkan bentuk peradaban yang menjadi dasar kemajuan suatu bangsa.


“Kita hidup dalam peradaban, dan peradaban itu dituliskan dalam buku. Jika buku sudah tidak dibaca, peradaban apa yang tersisa dari kehidupan manusia?” ujar Zulfan Diara Gayo dalam sambutan pembukaannya yang disambut tepuk tangan peserta.


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan minat baca masyarakat diperlukan inovasi dan kreativitas. Hal ini juga menjadi tantangan sekaligus tugas yang diberikan kepada para peserta lomba Raja dan Ratu Baca yang berasal dari kalangan umum, pelajar SMA, MAN, hingga mahasiswa IAIN Takengon.


Para peserta diminta mempresentasikan gagasan inovatif mereka untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, di antaranya menghadirkan Kafe Literasi, Perpustakaan Outdoor, dan area bermain anak yang edukatif.


Selain itu, peserta juga menawarkan berbagai strategi menarik Generasi Z agar gemar membaca dan lebih arif dalam menggunakan gawai (HP), seperti:

-          Menghadirkan konten literasi melalui media sosial dengan format reels dan short video,

-          Membuat book review challenge berbasis digital,

-          Menggabungkan kegiatan membaca dengan event musik dan seni,

-          Serta menciptakan komunitas baca interaktif yang dikemas santai namun inspiratif.


Langkah-langkah ini dianggap efektif untuk mendekatkan budaya baca pada gaya hidup digital Gen Z, sekaligus membentuk kebiasaan positif di lingkungan keluarga dan masyarakat.


Pemaparan ide-ide tersebut menjadi salah satu aspek penilaian tim juri, termasuk kemampuan public speaking, penguasaan materi, dan keterampilan seni tari sebagai bentuk ekspresi literasi budaya Gayo.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut Tenaga Ahli Pimpinan DPRK Aceh Tengah, Rachmat Jayadikarta, S.E., yang menilai kegiatan ini sangat positif dan layak dijadikan tradisi tahunan. Ia menegaskan bahwa budaya literasi harus menjadi habbit (kebiasaan), terutama bagi para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).


“Pemimpin yang gemar membaca akan lebih cepat memahami arahan pimpinan, lebih matang dalam mengambil keputusan, dan mampu menjaga harmonisasi koordinasi antar-OPD,” ujar Rachmat.


Ia juga menambahkan, semangat literasi ini sejalan dengan gerakan Shalat Subuh Berjamaah dan Sedekah Subuh yang digagas oleh Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, S.E., bersama para pimpinan OPD.


“Sebagaimana firman pertama dalam Al-Qur’an — Iqra’ (Bacalah) — membaca adalah jalan untuk memahami arah, makna, dan kehendak Ilahi. Dengan membaca, kita memahami kehidupan dan mampu memaknai tugas-tugas pelayanan publik dengan lebih baik, dan juga jalan untuk memahami dengan cermat setiap arahan pimpinan daerah,” tegasnya.


Dalam kesempatan tersebut, diumumkan pula pemenang Raja dan Ratu Baca Tahun 2025, sebagai bentuk penghargaan bagi pelajar yang menunjukkan dedikasi tinggi terhadap kegiatan literasi:

-          Raja Baca 2025 diraih oleh Haikal Alriatsyah, putra dari Hendra Julianto, S.E. dan Aldila Andiana Umri, S.E., Ak., siswa SMA Negeri 1 Takengon.

-          Ratu Baca 2025 diraih oleh Azizathul Khairiyah, putri dari Hirul dan Desma Fitriyani, siswi SMA Negeri 1 Takengon.

Suasana acara semakin khidmat saat seniman Gayo, Salman Yoga, tampil membacakan puisi reflektif berjudul “Baca dan Catatan Malaikat.” Karya ini menggugah kesadaran hadirin bahwa membaca bukan hanya soal ilmu dunia, tetapi juga perjalanan spiritual manusia sejak hidup hingga akhirat.



Puisi: “Baca dan Catatan Malaikat”

Karya: Salman Yoga

 

Tatkala engkau tak membaca,

Maka Malaikat Munkar dan Nakir

Akan menanyakan catatan amalanmu.

 

Ketika engkau akan dihisab,

Maka catatan amalanmu akan dibuka,

Dibaca satu demi satu,

Kata demi kata,

Makna demi makna.

 

Dan ketika engkau melintasi jembatan sirath,

Yang tipis seperti sehelai rambut dibelah tujuh,

Catatan amalanmu kembali akan ditanya —

Oleh malaikat penjaga pintu syurga,

Dan malaikat penjaga pintu neraka.

 

Maka, bacalah…

Selagi kau diizinkan membaca.

Sebab setiap huruf yang kau baca adalah cahaya,

Dan setiap kelalaianmu adalah gelapnya catatan dirimu.

 

Kegiatan Penobatan Raja dan Ratu Baca 2025 ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan literasi di Aceh Tengah, sekaligus menumbuhkan kembali budaya membaca sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan penyelenggara pemerintahan.


“Dengan membaca, kita tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga memperkuat karakter dan martabat daerah,” tutup Zulfan Diara Gayo. (*)

Gemar Sport

Artikel Pilihan

×
Berita Terbaru Update