GEMARNEWS.COM | MEULABOH — Kapolda Aceh, Irjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, memimpin Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2025 di Mapolres Aceh Barat, Rabu, 5 November 2025.Apel ini juga digelar serentak di seluruh Indonesia sebagai langkah awal untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh unsur dalam menghadapi potensi bencana pada musim hujan.
Dalam amanat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, yang dibacakan oleh Kapolda Aceh, disampaikan bahwa apel tersebut menjadi sarana pengecekan kesiapan personel dan sarana prasarana (sarpras) dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana alam di seluruh wilayah.
“Kita berharap seluruh personel dan stakeholder yang terlibat dapat bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi berbagai potensi bencana ke depan demi menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat,” ujar jenderal bintang dua itu.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kata dia, hingga 19 Oktober 2025 tercatat 2.606 kejadian bencana alam di Indonesia. Rinciannya meliputi 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta 189 tanah longsor, yang menyebabkan ratusan korban jiwa dan kerusakan puluhan ribu rumah.
Abituren Akabri 1991 itu juga turut menyoroti laporan BMKG yang menyebutkan bahwa 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak curah hujan diperkirakan terjadi antara November 2025 hingga Januari 2026. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
“BMKG juga memperkirakan fenomena La Nina lemah akan terjadi mulai November 2025 hingga Februari 2026. Meski tergolong lemah, dampaknya tetap perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan intensitas curah hujan di atas normal,” jelasnya.
Dalam amanat tersebut, Kapolri menginstruksikan agar seluruh unsur TNI–Polri, pemerintah daerah, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, dan masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat koordinasi lintas sektor, sehingga penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan terukur.
Kapolda Aceh menegaskan sejumlah langkah penting yang harus menjadi perhatian bersama, antara lain adalah melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan, menyiapkan personel, logistik, serta peralatan evakuasi secara optimal, melaksanakan simulasi tanggap darurat secara rutin, mengedepankan empati, profesionalisme, serta kerja sama lintas sektor dalam setiap upaya penanganan bencana.
Dalam kesempatan itu, Kapolda juga menyampaikan pesan moral bahwa setiap aparat negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi rakyat dari segala bentuk ancaman, termasuk bencana alam.
“Ini bukan sekadar tugas kedinasan, tetapi panggilan kemanusiaan. Negara harus selalu hadir melindungi rakyat dalam setiap situasi,” pungkasnya.
Apel kesiapan tanggap bencana di Aceh Barat ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Aceh Barat Said Fadhiel, Dandim 0105/Aceh Barat Letkol Inf. Muhammad Syafii Nasution, Kapolres Aceh Barat AKBP Yhogi Hadi Setiawan, serta unsur Forkopimda, BPBD, Basarnas, PMI, relawan, dan instansi terkait lainnya.
Seluruh peserta apel menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana di wilayah Aceh dan sekitarnya, sebagai bentuk nyata kepedulian bersama terhadap keselamatan masyarakat.