Notification

×

Program Pengabdian kepada Masyarakat, Dosen dan BEM UMMAH Ciptakan Inovasi IoT dan Ekonomi Kreatif berdampak bagi Masyarakat Berkelanjutan di Bireuen

Jumat, 14 November 2025 | 11.32 WIB Last Updated 2025-11-14T04:32:34Z


GEMARNEWS.COM, BIREUEN - Program Pemberdayaan Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Berdampak berhasil mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dengan ekonomi kreatif untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. 

Kegiatan ini merupakan program mahasiswa berdampak: pemberdayaan masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Adapun kegiatan ini dengan judul "Integrasi Ekonomi Kreatif dengan Sistem Monitoring Kesehatan Lingkungan Berbasis IoT untuk Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan".

Program ini dilakukan oleh tiga Dosen Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) yang dipimpin oleh Aris Winandar, SKM, M.Kes sebagai Ketua Pelaksana dan dua orang angota yaitu Sri Wahyuni, SKM, M.Kes dan Ns. Bukhari, S.Kep., M.Kes.

Fohan Muzakir menjelaskan tiga dosen yang melakukan pengabdian ini memberikan serah terima aset kepada mitra binaan di Dusun Teupuh, Desa Sagoe, Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

Kegiatan ini menyerahkan berbagai aset strategis kepada masyarakat binaan, meliputi mesin pengolah limbah jagung, alat transportasi inovatif, incinerator, serta teknologi IoT untuk monitoring kesehatan lingkungan. 

Ketua pelaksana Aris Winandar, SKM, M.Kes. mengatakan kehadiran teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

"Kami tidak hanya menyerahkan peralatan, tetapi juga memberikan pembekalan komprehensif kepada mitra dalam mengolah limbah kulit jagung menjadi produk kerajinan seni yang bernilai ekonomi," ungkapnya.

Menurut Aris Winandar, salah satu keunggulan program ini adalah transformasi limbah kulit jagung yang selama ini terbuang percuma menjadi berbagai produk kerajinan seni. 

"Melalui pelatihan intensif, masyarakat binaan di Desa Sagoe kini telah mampu memproduksi kerajinan berkualitas yang siap dipasarkan" ungkap Aris Winandar.

Hal senada disampaikan Sri Wahyuni menambahkan mitra binaan sudah mulai berproduksi dan memasarkan produk melalui media online. 

"Ini menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi kreatif dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan." ungkap Sri Wahyuni.

Dikatakan, monitoring Kesehatan Lingkungan Berbasis IoT Inovasi teknologi IoT yang diterapkan di Dusun Teupuh memungkinkan pemantauan kesehatan lingkungan secara real-time.

"Sistem ini dapat mendeteksi berbagai parameter lingkungan yang penting untuk kesehatan masyarakat, sehingga pencegahan masalah lingkungan dapat dilakukan lebih dini" jelas Sri Wahyuni.

Sementara itu, Ns. Bukhari menjelaskan Integrasi teknologi IoT dengan program pemberdayaan masyarakat ini merupakan pendekatan holistik yang menggabungkan aspek kesehatan lingkungan, ekonomi, dan pemberdayaan sosial.

"Program BEM Berdampak di Desa Sagoe ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain di Kabupaten Bireuen maupun Aceh" ujar Ns. Bukhari.

Menurutnya, dengan menggabungkan teknologi modern, ekonomi kreatif, dan kepedulian lingkungan, program ini menciptakan ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan.

"Hingga saat ini, produk kerajinan hasil olahan limbah kulit jagung dari Dusun Teupuh telah mulai dipasarkan melalui berbagai platform media online, membuka peluang pasar yang lebih luas bagi masyarakat binaan" katanya.

"Program ini membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat yang efektif memerlukan pendekatan terintegrasi yang tidak hanya fokus pada satu aspek, tetapi mampu mensinergikan berbagai elemen untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat Bireuen" pungkas Ns. Bukhari. (*)

Gemar Sport

Artikel Pilihan

×
Berita Terbaru Update