Laporan : Kenaro Wicaksana
Gemarnews.com, Jakarta – Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menggelar seminar bertajuk “BASE: Building Community Safety through Preparedness Intention in Social Conflict”. Seminar ini bertujuan memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya K3, tidak hanya di lingkungan kerja, tetapi juga dalam kehidupan sosial.
Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 18 November 2025, secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube FSK3 UIN Jakarta. Webinar ini diinisiasi sebagai sarana edukasi interaktif yang mengajak mahasiswa serta generasi muda untuk memahami kesiapsiagaan dalam menghadapi krisis, baik dari segi psikologis, sosial, maupun teknis.
Acara menghadirkan tiga narasumber kompeten yang memberikan sudut pandang berbeda namun saling melengkapi. Narasumber pertama, Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep., M.Sc., Ph.D, membahas secara mendalam mengenai faktor psikologis dan sosial dalam niat melindungi diri saat situasi huru-hara. Ia menegaskan bahwa self-efficacy atau keyakinan diri merupakan fondasi utama dalam bertindak cepat dan tepat ketika seseorang berada di tengah kondisi berbahaya.
Menurutnya, self-efficacy dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun dua hal yang paling dominan adalah pengetahuan yang memadai serta kesiapan individu memahami apa yang harus dilakukan saat konflik terjadi. Ia menekankan bahwa masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di wilayah rawan seperti Jabodetabek, wajib memiliki pengetahuan dasar dalam menghadapi situasi darurat.
Narasumber kedua, Ujang Dede Lasmana, SKM., M.Kes., M.Si, menyoroti pentingnya membangun kemampuan bersintas melalui penguatan self-efficacy dan kontrol diri. Ia menjelaskan bahwa kesiapan menghadapi konflik tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga mental.
Seseorang perlu memiliki perbekalan logistik sederhana, tas darurat, dan perlengkapan dasar yang dapat menjadi modal untuk bertahan hidup pada situasi huru-hara. Menurutnya, pembekalan ini bukan pilihan, melainkan kebutuhan, mengingat situasi darurat sering muncul tanpa tanda awal.
Sementara itu, Panji Arum Bismantoko, ST., MM, dari PT MRT Jakarta membawa peserta pada pemahaman teknis mengenai teknik evakuasi dan manajemen risiko diri saat kekacauan. Ia memaparkan bahwa dalam kondisi kacau, keselamatan personal harus menjadi prioritas. Peserta perlu memahami jalur evakuasi, teknik bergerak aman, serta cara menilai risiko secara cepat sehingga dapat mengambil keputusan yang benar. Paparannya memberikan gambaran nyata bagaimana K3 diterapkan dalam skenario konflik sosial.
Moderator, Meliana Sari, M.K.M., menyimpulkan bahwa kegiatan ini menegaskan tiga hal utama: self-efficacy, kesiapan perbekalan, dan pemahaman terhadap panduan serta aturan dalam negara demokrasi. Kesadaran ini penting agar masyarakat tidak hanya selamat, tetapi juga dapat berperan dalam menjaga ketertiban tanpa melanggar hak orang lain.
Seminar BASE telah memberikan dampak signifikan bagi peserta, membekali mereka dengan pengetahuan praktis serta kesadaran baru bahwa K3 bukan hanya urusan tempat kerja, tetapi juga urusan hidup sehari-hari, terutama saat berhadapan dengan potensi konflik sosial.