Notification

×

Iklan ok

STOP BODY SHAMING

Rabu, 14 Juli 2021 | 15.36 WIB Last Updated 2021-07-14T08:36:22Z


STOP BODY SHAMING

Dok.foto Penulis :  Maulia Diah Pitaloka 
Mahasiswi Prodi Sosiologi Agama UIN AR RANIRY



GEMARNEWS.COM , Tanpa kita sadari atau tidak, sebagian dari kita kerap melakukan “body shaming” dan menganggap hal ini sebagai suatu candaan atau basa-basi belaka. Serta orang yang menjadi korban dari body shaming ini sering dikatakan sebagai seseorang yang baper (bawa perasaan).

Padahal jika lebih dipelajari dengan mendalam perilaku ini bisa menimbulkan dampak yang negatif bagi korbannya.
Lalu apasih body shaming itu? Body shaming adalah suatu perbuatan yang negatif dimana kita menjelek-jelekkan serta mengomentari penampilan fisik orang lain serta perilaku ini bisa dikatakan sebagian dari bullying. Seperti kita ketahui korban bullying kerap berakhir dengan tragis seperti bunuh diri, gangguan mental, depresi, dan keinginan untuk menyakiti diri nya sendiri. 

Alasan-alasan dari seseorang untuk melakukan body shaming ini banyak ragamnya, mulai dari ingin mencairkan suasana saat sedang berkumpul, iseng, mengundang gelak tawa orang lain, dan yang sangat disayangkan body shaming ini bisa dilakukan hanya dasar orang tersebut ingin menghina si korban, seperti menghina fisiknya, warna kulitnya, dan masih banyak lainnya.

Pasti dari kita pernah melontarkan pernyataan yang tanpa kita sadari itu merupakan tidakan dari body shaming. Misalnya, “ ehh gendutan ya sekarang, diet dong”, ehh kok item banget sih mukanya pakai skincare dong, dirawat lah kulitnya”. Nahh itu beberapa contoh dari perlakuan body shaming yang kerap orang lakukan.
Tapi contoh diatas itu diibaratkan seperti bentuk dari perhatian seseorang kepada si korban, namun yang salah disini ialah kata-kata yang si pelaku lontar kan itu kurang enak untuk di dengar, dimana seperti ada kata-kata ejekan disana yang membuat sikorban seperti dikucilkan, padahal masih banyak kok kata-kata yang lebih baik untuk dilontarkan.

Perilaku dari body shaming ini bisa terjadi baik secara langsung atau pun tidak langsung, misalnya seperti di media sosial. Banyak seperti netizen-netizen yang mengomentari postingan orang lain dengan cara menjatuhkannya seperti mengejek fisiknya, menilai orang tersebut dari penampilannya, bahkan banyak dari pengguna media sosial itu yang seperti ikut-ikutan karena menganggap hal itu normal untuk mengejek orang lain.

Perilaku body shaming ini tidak lah memilih gender atau kalangan mana pun, mau wanita atau pun pria, anak-anak, maupun orang dewasa kerap bisa menjadi korban dari body shaming. Bahkan, body shaming ini juga kerap terjadi dalam hubungan percintaan, keluarga, atau lingkar pertemanan. 

Sangat disayangkan masih banyak-banyak sekali orang yang kerap melakukan body shaming ini tanpa mereka sadari perlakuannya tersebut. Perlu digaris bawahi tindakan body shaming ini bukanlah suatu perilaku yang bisa dianggap sepele atau biasa-biasa saja sehingga dengan menudah untuk dimaklumi oleh sikorban. 

Jika kita sudah terlanjur melakukan body shaming kepada orang lain, sudahilah untuk melakukan hal tersebut untuk kedua kalinya apalagi mengulang secara terus-menerus. Karena sesungguhnya manusia itu bagaimana pun bentuk fisiknya, keadaan penampilannya, mereka berhak untuk dihargai dan pantas mendapatkan kasih sayang dari orang lain. 

Sesungguhnya kita haruslah menyadari bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Bila seseorang berpenampilan tidaklah sesuai dengan dirimu, bukan berarti orang tersebut buruk atau pun melebihi dirimu. Melainkan kita semua memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kita hanya perlu memakluminya bukan menyalahkannya. 
Kita semua harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi, ketahuilah body shaming itu bisa menyakiti hati si korbannya lho!.

Jika kita menganggap body shaming itu hanya candaan, suatu lelucon untuk mencairkan suasana suapaya tidak membosankan. Itu jelas salah, tidak semua orang suka fisiknya dijadikan bahan candaan. Bayangkan jika diri kamu yang berada di posisi si korban, belum tentu diri kita mampu untuk menerima hal tersebut. 

Memang sulit untuk mengubah atau menghilangkan perilaku body shaming ini apalagi bagi orang-orang yang tanpa sadar telah melakukannya. Tapi kita bisa melakukan dengan cara yang mudah, dimana kita hanya perlu untuk berpikir dua kali apakah penyampaian yang akan kita ucapkan itu menyakiti hati si korban atau tidak. Bila apa yang ingin kita sampaikan itu kira-kira akan menyinggung perasaan si korban, dan menimbulkan dampak negatif, maka kita bisa menahan ucapan kita tersebut.


Penulis :  Maulia Diah Pitaloka 
Mahasiswi Prodi Sosiologi Agama UIN AR RANIRY
Email: pitalokasubroto@gmail.com
×
Berita Terbaru Update