Notification

×

Iklan ok

Mahasiswa Baru Harus Ber-PMII

Jumat, 08 Oktober 2021 | 22.11 WIB Last Updated 2021-10-08T15:11:31Z

Oleh : Feronika Diana 


Kenapa kita sebagai mahasiswa harus ikut organisasi? dengan berorganisasi kita bisa dapat menambah pengalaman yang tidak bisa kita dapatkan di dalam bangku perkuliahan. Dan menambah sirkel pertemanan, dan juga berorganisasi akan memberikan ruang kepada mahasiswa untuk berkreasi dan beraktifitas secara luas.

Diantara banyaknya organisasi yang ada, Salah satu organ ekstra kampus yang "recommended" untuk diikuti adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kenapa harus PMII, karna dengan berorganisasi PMII banyak mamfaat yang didapatkan.

PMII adalah organisasi yang jelas ke Islamannya  dan tidak dapat di ragukan, karna PMII sayap organisasi NU di bidang kemahasiswaan. Dengan aktif di PMII, sanad ke NUan mahasiswa tidak terputus. Dan juga menganut paham Ahlus sunnah Waljamaah.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII.

Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
Pisahnya NU dari Masyumi.

PMII mengasah kemampuan akademik  dan dan non-akademik. PMII mempunyai cangkupan kajian ilmu yang luas dan dalam, seperti kajian kemahasiswaan, keislaman, ke indonesian. PMII juga membekali kadernya untuk mempelajari materi-materi lintas keilmuan (inter-multidisipliner). Semuanya bertujuan untuk membangun nalar kritis (critical thinking). Sehingga  ketika berada dalam sebuah diskusi dapat menghidupkan suasana dan meberikan sumbangsih pemikiran kepada teman-teman.

Dalam ber PMII kita di latih untuk memiliki skill kepemimpinan (leadership), bicara di depan publik (public speaking), teknik lobi (lobbying), orasi, metode fasilitasi forum, jurnalistik, manajemen organisasi, dan masih banyak hal lainnya. Kita mustahil menemukan materi-materi mahal tersebut di dalam kelas. 

usia PMII memasuki 71 tahun (lahir 17 April 1960), dalam jangka itu PMII sudah banyak melahirkan alumni yang memegang lini-lini strategis dalam struktur sosial. Mulai dari Kiai, akademisi, politisi, enterpreneur, teknokrat, pegawai negeri, menteri. Sehingga kapanpun dan di manapun, mahasiswa bisa memanfaatkan luasnya jaringan PMII yang bersifat nasional. 

Dengan ber PMII kita di latih kepekaan terhadap lingkungan sekitar, melihat keresahan masyarakata ,dan persoalan yang ada di masyarakat oleh karna itu mahasiswa yang tergabung di PMII, maka bisa menemani masyarakat serta mencarikan solusinya. Kita di ajarkan membangun kepekaan, bukan saja simpati akan tetapi empati yang di sertai tindakan dan kerja nyata.

Belajar tanggung jawab sosial dengan jargon Zikir, Fikir, dan Amal Sholeh, PMII mendidik kadernya untuk responsif terhadap isu-isu krusial yang sedang hangat di perbincangkan masyarakat. Belajar menjadi agen perubahan mahasiswa adalah agen perubahan sosial (agent social of change). Melalui sistem kaderisasi yang matang, PMII mencetak kadernya untuk menjadi orang yang solutif di lingkungannya. Sebagai kaum cerdik-cendekia, tidak elok ketika mahasiswa hanya melontarkan kritik tanpa aksi kongkrit. 

*Penulis merupakan Kader PMII  Bener Meriah*
×
Berita Terbaru Update