Notification

×

Iklan ok

Untuk Kemajuan Almuslim, Para Tokoh Peusangan Raya Adakan Pertemuan

Kamis, 11 Februari 2021 | 00.01 WIB Last Updated 2021-02-10T22:42:48Z
Gemarnews.com l Bireuen - Teki-Teki dilema dua kepemimpinan pengurus Yayasan Al-Muslim Peusangan Mengundang perhatian publik bireuen apa sebenarnya yang lagi terjadi, 

beberapa waktu lalu kontras terlihat dari lahirnya kepengurusan baru di tubuh Yayasan milik masyarakat Peusangan Raya, para tokoh masyarakat yang berasal dari sejumlah Desa dalam wilayah empat (4) Kecamatan yaitu, Kecamatan Peusangan, Peusangan Siblah Krueng, Peusangan Selatan dan Kecamatan Jangka menggelar musyawarah, di Aula HAI Coffee, Peusangan. Rabu (10/2/2021).

Musyawarah itu adalah inisiasi para tokoh masyarakat guna mencari jalan tengah guna "Menyelamatkan masa depan Al-Muslim" dan dibuka oleh Ketua Asosiasi Keuchik Kecamatan Jangka, Fithri Umar selaku Ketua Panitia musyawarah didampingi ketua Asosiasi Keuchik Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Tgk Dahlan dan yang mewakili Asosiasi Geuchik Kecamatan Peusangan serta Asosiasi Geuchik Kecamatan Peusangan Siblah Krueng.


Para tokoh masyarakat tersebut juga turut mengundang Anggota DPR-RI dari Partai PPP Dapil Aceh II Drs. H. Anwar Idris selaku Ketua Pembina Yayasan Al-Muslim versi Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Panglima Daerah IV Komite Peralihan Aceh (KPA) Husaini alias “Boing”. 

Dilema kekisruhan internal Yayasan A-Muslim hingga terjadinya dua versi kepemimpinan (Dualisme) dibahas. Karenanya, sepakat para tokoh melahirkan kapsul positif dalam penyelesaian serta terhindar dari pertikaian dan permusuhan antar sesama masyarakat Peusangan Raya, hingga berakibat pada laju kiprah serta kemajuan Al-Muslim kedepannya. 

Adapun sejumlah opsi lahir, yang antara lain seperti disampaikan oleh ketua asosiasi keuchik Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Tgk Adnan yakni semua tokoh diharuskan berperan memikirkannya. 

Ketua KPA wilayah 4 Husaini (Boing) mengatakan, Universitas Al-Muslim secepatnya harus ditangani melalui forum yang independen, supaya menghadirkan keputusan yang bijak dan final, tetapi tidak menjelekkan atau menjatuhkan seseorang dipihak manapun.

"Kehadiran saya disini karena undangan. Saya rasa wajar demi kemajuan Yayasan Al-Muslim. Yang baik kita pakai sedangkan yang tidak baik kita buang apabila berujung pada merusak. Jadi hari ini kita bermusyawarah, ada H.Anwar Idris dan Empat Ketua Asosiasi Keuchik. Jangan sampai antar tokoh masyarakat Peusangan Raya ini tercerai berai, karena hal demikian itu tidak akan bisa menyelesaikan masalah," ujar Boing. 

Boing mencontohkan persoalan antara lain adalah persoalan Kepemilikan dan pengelolaan lahan Almuslim yang diisukan sebanyak 200 hektar, Namun didalam sebuah rapat Isu itu terbantahkan oleh mantan Rektor Umuslim sebelumnya DR. Amir Idris, SE, M.Si. Ia menjelaskan bahwa riilnya adalah 70 hektar, berarti yang 130 lagi itu merupakan “Fitnah”. 

H. Anwar Idris, dalam penyampainnya mengatakan bahwa sangat menyayangi Al-Muslim. Dirinya berada di posisi Ketua Pembina Yayasan selama tiga periode merupakan keputusan para tokoh masyarakat peusangan Raya, bukan keinginan pribadi, sembari akan mendukung siapa saja pengurus Yayasan Al-Muslim Peusangan nantinya, asalkan ianya mampu dan layak. 

Hal yang sangat membaggakan adalah Universitas Al-Muslim Peusangan berturut-turut berhasil meraih predikat sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik se Aceh yaitu pada Tahun 2018-2019 silam. Sangat disayangkan apabila gegara kekisruhan internal Yayasan yang terjadi selama ini mungkin mengakibatkan predikat tersebut beralih kepada Universitas Lain, tambah Anwar. 

Turut hadir para Keuchik (Kepala Desa), Anggota DPRK BIreuen Dr. Atthailah Saleh, MA, juga seratusan Keuchik (Kepala Desa) dalam wilayah kecamatan-kecamatan dimaksud. (*)
×
Berita Terbaru Update